JAKARTA, FIN.CO.ID -- Indonesia dikenal memiliki sumber daya alam (SDA) yang berlimpah, mulai dari SDA minyak dan gas (Migas) hingga non migas.
Indonesia juga diketahui memiliki banyak wilayah kerja minyak dan gas bumi, bahkan ada beberapa yang belum di eksploitasi.
(BACA JUGA: Sahabat Polisi Minta Pengacara Brigadir J Percaya Pada Proses Penyidikan Polri )
Meski demikian kenyataannya, tiap tahun jumlah impor, khususnya minyak Indonesia terus meningkat.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), total volume impor minyak nasional meningkat 14,07 persen menjadi 42,13 juta ton pada 2021.
Sementara nilainya melonjak 79,07 persen menjadi USD 25,53 miliar. Rinciannya, volume impor minyak mentah meningkat 31,08 persen menjadi 13,78 juta ton dan impor minyak olahan (hasil minyak) naik 5,47 persen menjadi 21,93 juta ton pada tahun lalu.
Sementara, nilai impor minyak mentah melonjak 107,78 persen menjadi USD 7,05 miliar dan impor minyak olahan meningkat 73,71 persen menjadi USD 14,39 miliar.
(BACA JUGA: Nilai Transaksi Harian BEI Sepekan Terakhir Melejit 12,9 Persen Jadi Rp11,73 Triliun)
Dari fakta tersebut, tentu banyak yang penasaran, mengapa impor minyak Indonesia terus mengalami kenaikan?
Eks Wakil menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar pun menjawab hal tersebut, dalam akun Instagram dan Facebook pribadinya arcandra.tahar.
Penjelasan Arcandra tersebut menjawab pertanyaan Anggota DPR RI Akbar Faizal dalam podcast di Channel YouTube Pribadinya Akbar Faizal Uncensored.
"Benar bahwa sebagai bangsa, kita bersyukur atas kekayaan alam yang telah dianugerahkan oleh Tuhan YME kepada negara yang kita cintai ini. Tapi perlu dipahami, bahwa kekayaan alam yang kita miliki ini baru akan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat jika bisa diolah dan dikembangkan, sehingga memiliki nilai ekonomi," ungkap Arcandra dalam postingan di Instagram, sebagaimana dilihat FIN.CO.ID, Minggu 24 Juli 2022.
(BACA JUGA: Budiman Sudjatmiko Sindir Orang Pecicilan di Medsos Tapi Minta Iba di Dunia Nyata, Netizen Kaitkan Roy Suryo)
Arcandra melanjutkan, salah satu contoh SDA yang bisa diolah untuk memiliki nilai ekonomi yaitu energi fosil seperti minyak bumi dan gas bumi.
Harus disadari bahwa sumber-sumber produksi minyak dan gas bumi kita saat ini merupakan sumur-sumur tua yang semakin terbatas produksinya.
Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq