Sepakbola

Bagaimana Nasib Chelsea Usai Sanksi Pemerintah Inggris atas Roman Abramovich?

fin.co.id - 11/03/2022, 11:49 WIB

Aset Roman Abramovich dibekukan pemerintah Inggris, nasib Chelsea tak jelas

CHELSEA, FIN.CO.ID - Status penjualan Chelsea masih menggantung. Sanksi Pemerintah Inggris atas pemiliknya, Roman Abramovich, menjadi penyebabnya.

Seperti diketahui, Roman Abramovich yang membeli Chelsea pada 2003 silam itu, kini ingin menjual The Blues yang teramat ia cintai.

Dugaan kedekatan pria 55 tahun itu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang mana dibantah konglomerat itu, adalah alasan di balik pembekuan asetnya di Inggris.

Akan tetapi menurut laporan terbarunya, pria asal Rusia itu nampaknya tidak akan dapat menjual klubnya semudah itu, yang kini masih berstatus sebagai juara bertahan Liga Champions itu.

Yang jadi pertanyaannya, apa yang akan terjadi pada Chelsea ke depannya?

Setelah resmi menjatuhkan sanksi terhadap Roman Abramovich, Chelsea menjadi salah satu aset Abramovich di Inggris yang harus dibekukan.

Namun seperti dilansir BBC Sport, Chelsea akan terus bisa berjalan sebagaimana mestinya, hanya saja berkat ijin khusus yang dikeluarkan Pemerintah Inggris.

Itu artinya, Chelsea masih akan terus terlibat dalam semua kompetisi yang sudah mainkan sejauh ini.

Konglomerat Swiss Ditawari Beli Chelsea

Menurut laporan media Inggris, seorang konglomerat asal Swiss mengaku ditawarkan untuk membeli Chelsea, yang kini sedang gundah gulana.

Dalam wawancaranya dengan surat kabar Swiss, Blick, Hansjorg Wyss mengatakan jika Abramovich kini dalam tekanan.

"Abramovich tengah berupaya menjual seluruh vilanya di Inggris,"  kata Hansjorg Wyss terkait dengan sanksi yang dikeluarkan Parlemen Inggris, BBC Sport (2/3) mengutip.

"(Roman Abramovich) ingin melepas Chelsea secepatnya," ungkap pria 86 tahun itu.

Seperti diketahui, Roman Abramovich mengamanatkan kepengurusan Chelsea kepada pihak yayasan, sebagai efek dari invasi Rusia atas Ukraina.

Sementara itu menurut BBC Sport, Chelsea tidak bersedia untuk merespon klaim yang dilontarkan Hansjorg Wyss itu.

Admin
Penulis
-->