JAKARTA, FIN.CO.ID - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyarankan tambahan dosis vaksin.
Mengutip dari Medical Daily, CDC menilai tiga dosis vaksin COVID-19 tidak cukup untuk melawan keganasan Omicron.
Akan tetapi, dosis tambahan atau dosis keempat tersebut hanya berlaku untuk orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
(BACA JUGA: Tak Hanya Sakit Tenggorokan, Ternyata Gejala Omicron Bisa Muncul di Telinga dan Mata? Begini Kata Ahli)
CDC merekomendasikan kalangan tersebut untuk mendapat vaksin dosis keempat demi perlindungan optimal terhadap COVID-19.
Rekomendasi CDC ini muncul di tengah laporan tentang beberapa apotek di Amerika yang menolak orang yang meminta dosis lain meskipun sudah mendapatkan booster vaksin.
Badan kesehatan masyarakat itu kemudian merevisi pedomannya karena ada kebingungan tentang rekomendasi untuk kelompok immunocompromised atau defisiensi imun.
(BACA JUGA: Ngeri! Omicron di 3 Provinsi Ini Lampaui Kasus Delta, Wilayah Kamu Masuk Nggak?)
Padahal sebelumnya, CDC juga telah mengeluarkan panduan yang merekomendasikan dosis keempat pada Oktober lalu.
Dengan panduan yang diperbarui, CDC menyatakan orang dengan sistem kekebalan lemah harus menunggu dalam waktu yang lebih singkat untuk mendapatkan dosis booster tambahan di tengah pandemi COVID-19.
Adapun bagi penerima vaksin berbasis mRNA seperti Pfizer dan Moderna, waktu tunggu untuk dosis keempat telah diturunkan menjadi tiga bulan dari semula lima bulan.
(BACA JUGA: Gegara Omicron, Kemenparekraf Evaluasi Layanan Penerbangan Internasional ke Bali)
Aturan Ini diambil berdasarkan data tentang kemanjuran vaksin dalam berbagai penelitian.
Kemudian untuk dosis 1, 2, dan Booster Sementara, bagi mereka yang divaksinasi dengan vaksin Johnson dan Johnson, bisa mendapatkan suntikan booster pertama setidaknya 28 hari setelah suntikan pertama dan harus menunggu setidaknya dua bulan sebelum mendapatkan booster kedua.
Lebih lanjut, para ahli sangat menyarankan booster vaksin ini. Terutama pada orang dengan gangguan kekebalan karena mereka berisiko lebih tinggi terinfeksi bahkan ketika telah divaksinasi lengkap.