Beberapa Indikator Perekonomian Bergerak Positif, Menko Airlangga Optimis Pemulihan Ekonomi Berjalan Baik

fin.co.id - 03/02/2022, 01:23 WIB

Beberapa Indikator Perekonomian Bergerak Positif, Menko Airlangga Optimis Pemulihan Ekonomi Berjalan Baik

Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto

(BACA JUGA: Jaga Stabilitas Ekonomi Daerah, Menko Airlangga Pastikan Pemerintah Siap Topang UMKM )

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga minyak goreng menunjukkan tren penurunan pada akhir Januari meskipun secara rata-rata bulanan masih tercatat meningkat dibanding Desember 2021.

Peningkatan harga beberapa komoditas pangan juga tercermin pada peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) Januari 2022. NTP nasional Januari 2022 sebesar 108,67 atau naik 0,30 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP menunjukkan bahwa petani bisa menikmati keuntungan dari hasil produksi mereka.

Subsektor yang mengalami peningkatan tertinggi yakni NTP Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,98 persen terutama disebabkan dari peningkatan harga gabah. 

(BACA JUGA: Konsolidasi Pemenangan Pemilu 2024, Airlangga Hartarto Kumpulkan Ketua DPD I Golkar )

Harga gabah petani meningkat sebesar 4,96 persen (mtm) yang mendorong peningkatan harga beras ditingkat penggilingan maupun eceran. Kemudian diikuti oleh NTP Subsektor Peternakan yang meningkat sebesar 0,43 persen dan berada pada level 100,19.

Peningkatan NTP Subsektor Peternakan didorong utamanya dari peningkatan harga ayam ras pedaging. NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) juga mengalami peningkatan dan tercatat sebesar 131,81. NTPR tercatat terus mengalami peningkatan sejak Juli 2020 yang utamanya masih didorong dari kenaikan harga kelapa sawit.

Komponen inflasi administered prices (AP) tecatat sebesar 0,38 persen (mtm), menurun dibanding bulan Desember 2021 sebesar 0,45 persen (mtm). 

(BACA JUGA: Airlangga: Ketidakadilan Vaksin Jadi Penyebab Munculnya Varian Omicron)

Bahan Bakar Rumah Tangga (BBRT) menjadi komoditas dengan andil penyumbang tertinggi sebesar 0,06 persen. Peningkatan tersebut disebabkan karena adanya penyesuaian harga LPG nonsubsidi yang berkisar antara Rp1.600 hingga Rp2.600 per kilogram dan telah berlaku sejak 25 Desember 2021.

Selain BBRT, rokok kretek filter mencatatkan sumbangan terhadap inflasi Januari sebesar 0,01 persen. Kenaikan harga aneka jenis disebabkan naiknya tarif cukai hasil tembakau (CHT) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 192/PMK.010/2021 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau yang berlaku sejak 1 Januari 2022. 

Peningkatan inflasi AP masih tertahan oleh penurunan tarif angkutan udara sesuai dengan pola musimannya, dengan andil -0,03 persen.

(BACA JUGA: Pastikan Stabilitas Harga Bahan Pangan, Airlangga Hartarto Lakukan Operasi Pasar)

Lebih lanjut, sebagai pembuka awal tahun, sinyal optimisme pemulihan ekonomi terus bertambah khususnya terlihat dari sektor manufaktur yang semakin menggeliat. Terbukti, pada Laporan Purchasing Managers’ Index (PMI) yang diterbitkan IHS Markit, output sektor manufaktur Indonesia kembali di posisi ekspansif sebesar 53,7 pada Januari 2022, lebih tinggi dari bulan Desember 2021 yang mencapai 53,5. 

Dengan demikian, sektor manufaktur melanjutkan level ekspansi selama lima bulan berturut-turut dan masih mengungguli beberapa negara ASEAN seperti Thailand (51,7), Filipina (50,0), dan Myanmar (48,5).

Admin
Penulis