News

Banyak yang Belum Tahu, Jenis Bambu dan Manfaatnya di Indonesia

fin.co.id - 26/11/2021, 13:16 WIB

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

 

JAKARTA - Indonesia termasuk negara dengan keragaman produk bambu yang tinggi. Dari 1.439 jenis bambu di dunia, 162 jenis bambu ada di Indonesia. Dari semua yang tumbuh di tanah air, terdapat 124 jenis asli Indonesia dan 88 jenis endemis (lipi.go.id).

Jenis bambu tersebut menghasilkan manfaat dan produk yang beragam. Di bidang seni, terdapat alat musik bambu seperti seperti Angklung (Sunda), Ridik (Bali) dan Calung (Sunda dan Jawa). Pemanfaatan bambu untuk konstruksi, peralatan rumah tangga, konsumsi, dan obat herbal juga telah lama dikenal masyarakat nusantara.

Pemanfaatan untuk konservasi juga telah lama dilakukan, seperti yang terlihat dari banyaknya rumpun bambu di sepanjang sungai, khususnya di Jawa. Melalui kemampuannya dalam menyerap air dan mengikat tanah, bambu dapat mencegah terjadinya erosi, sedimentasi, dan longsor. Terkait mitigasi perubahan iklim, bambu dapat menyerap lebih dari 100-400 ton/ha/ tahun karbon dioksida.

“Kehidupan masyarakat Indonesia tak lepas dari fungsi tanaman bambu, bahkan dari sejak lahir sampai meninggal. Namun, masih sedikit masyarakat Indonesia termasuk generasi muda yang memiliki pengetahuan tentang bambu, baik dari jenis, manfaat, keunggulan, dan perannya dalam menjaga peradaban dan kehidupan manusia. Oleh karena itu, diperlukan keterlibatan semua pihak untuk mengedukasi, sekaligus melestarikan tanaman bambu Indonesia,” ujar Manajer Program Pertanian Yayasan KEHATI Puji Sumedi Hanggarawati dalam keterangannya, Jumat (26/11/2021).

Berikut, beberapa manfaat bambu yang digunakan oleh masyarakat tradisional Indonesia, bahkan masih banyak yang digunakan sampai saat ini.

Bambu Sebagai Alat Potong Tali Pusar dan Sunat

Pada masa lalu di masyarakat Jawa dan Sunda, bambu digunakan untuk memotong tali pusar. Sebatang bambu disayat kulitnya untuk mendapatkan potongan tipis yang tajam. Di Jawa, pisau tajam dari kulit bambu ini disebut Welad.

Pada masa lalu, terdapat dukun sunat yang menggunakan welad. Bahkan ada catatan bahwa tepung berwarna kuning kecoklatan yang terdapat di dalam rongga bambu digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka sunat. Tepung tersebut ditaburkan di atas luka. Belum ada catatan tentang senyawa aktif apa yang ada dalam tepung buluh bambu yang berperan dalam penyembuhan luka.

Kemudian, ketika si bayi beranjak besar, bisa berdiri dan belajar berjalan, orang tuanya akan membuatkan alat yang membantunya belajar berjalan sendiri. Dua batang bambu akan disatukan membentuk huruf “L” terbalik. Di tanah akan ditancapkan sebatang bambu atau kayu yang lebih kecil, sehingga bisa masuk ke lubang bambu yang pertama. Si anak akan memegang batang bambu horizontal dan mulai melangkahkan kaki berputar. Inilah alat untuk bayi belajar berjalan yang praktis dan mudah dibuat.

Bambu Untuk Kontruksi Bangunan

Bambu dapat digunakan sebagai bahan kontruksi bangunan, baik sebagai komponen utama, maupun pendukung. Sebagai bahan kontruksi utama, bambu dapat digunakan sebagai tiang jembatan atau rumah. Bahkan, sebuah rumah dapat dibuat dengan sepenuhnya menggunakan bambu, dimana tiang, atap, dinding, sampai perabotan yang mengisi didalamnya menggunakan bambu.

Jenis bambu yang biasa digunakan untuk kontruksi bangunan biasanya yang berjenis diameter besar, tebal, dan panjang, seperti bambu petung, bambu gombong, dan bambu hitam. Bambu ampel juga bisa digunakan untuk kontruksi, hanya saja secara umum buluhnya tidak mencapai sepanjang dari 3 jenis bambu tersebut, dan memiliki kandungan pati yang tinggi, sehingga mudah diserang serangga bubuk. Selain jenis di atas, bambu tali dan bambu apus juga dapat digunakan untuk kontruksi.

Untuk membuat jembatan, bambu juga bisa menjadi konstruksi utama. Di Jawa pada masa lalu, ketika infrastruktur jalan dan jembatan masih terbatas, masyarakat secara mandiri membangun jembatan dari bambu (sasak), jika kayu dirasakan tidak banyak atau berharga lebih tinggi. Bahkan sekadar untuk membuat titian di atas sungai kecil, bambu merupakan pilihan yang paling mudah didapat dan dikerjakan.

Banyak rumah adat tradisional di Indonesia dari Pulau Sumatera sampai Pulau Papua yang berbahan bambu, baik sebagai kontruksi utama maupun pendukung, seperti Rumah Rakit (Sumsel), Rumah Adat Baduy (Banten), Rumah Adat Bali, Rumah Adat Honai (Papua), dan lain-lain.

Admin
Penulis
-->