JAKARTA - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR-RI, MH Said Abdulah menilai bahwa secara umum sejumlah asumsi ekonomi makro di dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022 terbilang masih berada dalam skenario optimistis-realistis, namun seluruh indikator bisa tercapai jika pemerintah benar-benar mampu mengendalikan pandemi Covid-19.
/p>
Menurut Said, asumsi pertumbuhan ekonomi di RAPBN 2022 berkisar 5-5,5 persen yang diarahkan pada peningkatan ekspor, perlu dibarengi dengan upaya mendorong para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk menghasilkan produk berorientasi ekspor.
/p>
Said mengapresiasi pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menyampaikan Pengantar Nota Keuangan RAPBN Tahun 2022 pada Sidang DPR di Jakarta, hari ini. Kepala Negara menargetkan transformasi PDB dari yang sebelumnya didominasi oleh konsumsi rumah tangga (55 persen) menuju peningkatan kontribusi ekspor.
/p>
Pada Kuartal II-2021, kata Said, kontribusi ekspor terhadap PDB mencapai 20,3 persen.
/p>
"Namun untuk mewujudkan langkah peningkatan kontribusi ekspor ini, pemerintah perlu melakukan transformasi UMKM untuk menghasilkan produk ekspor," ujar Said dalam keterangannya, Senin (16/8).
/p>
Pada dasarnya, menurut Said, mesin ekonomi Indonesia ada pada sektor UMKM . Dia berharap, pemerintah harus memperluas cakupan tujuan ekspor dan mencari pasar baru, agar tidak hanya bertumpu pada kawasan Asean yang pada 2020 berkontribusi 22 persen.
/p>
"Kinerja ekspor di kawasan Amerika, Eropa dan Tiongkok perlu diperkuat, seiring dengan adanya perbaikan ekonomi," tuturnya.
/p>
Upaya peningkatan ekspor di kawasan tersebut, lanjut Said, bisa sekaligus memanfaatkan momentum terkait potensi penerapan kebijakan tapering-off yang akan dilakukan AS pada Oktober 2021.
/p>
"Sehingga, walaupun kurs kita tertekan, tetapi devisa kita meningkat karena kinerja ekspor yang baik," ujar Said.
/p>
Ia menambahkan, Nota Keuangan RAPBN Tahun 2022 sejalan dengan pembahasan awal Pokok-pokok RAPBN 2022 yang dilakukan pemerintah dan DPR.
/p>
"Target RAPBN 2022 secara obyektif memang sangat realistis," tegasnya.
/p>
Namun yang paling penting, ungkap Said, sejumlah target ekonomi makro di RAPBN 2022 bisa tercapai, jika pemerintah berhasil mengendalikan kondisi pandemi Covid-19 di sisa tahun ini yang kurang dari satu semester.
/p>
"Target pertumbuhan PDB di 2022 sebesar 5-5,5 persen bisa diraih bila pada tahun ini pertumbuhan PDB minimal 3,3 persen," kata Said.
/p>
Said menilai, sejauh ini tantangan untuk dapat mengendalikan kondisi pandemi masih sangat besar, seperti target realisasi vaksinasi yang rendah jika dibandingkan dengan negara maju, pelaksanaan testing dan tracing juga rendah dan rendahnya kualitas fasilitas kesehatan, terutama di luar Pulau Jawa.
/p>
"Covid-19 masih menjadi sumber ketidakpastian terbesar atas situasi ekonomi nasional ke depan. Pandemi Covid-19 menjadi game changer. Bisakah kita melaluinya di 2021? Tentu sangat bergantung pada kinerja kita selama enam bulan ke depan," papar Said.