News

Penutupan Perdagangan Akhir Pekan, IHSG dan Rupiah Kompak Menguat

fin.co.id - 28/05/2021, 17:06 WIB

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

 

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mempertahankan posisi penguatan saat akhir perdagangan hari Jumat (28/5) setelah sempat menyentuh zona merah. IHSG masih meniti zona hijau, naik 0,12 persen (6 poin) ke posisi 5.848.

Saham-saham yang paling aktif diperdagangkan hari ini yaitu ANTM, BMRI, DMMX, BNBA, BVIC, BBNI, DGNS. Adapun saham-saham yang menjadi top gainers LQ45 yaitu INTP, JPFA, BBRI, ANTM, CPIN, INCO, SMGR. Sementara itu saham-saham top losers LQ45 yaitu BBTN, MDKA, INDF, PWON, CTRA, UNVR, TPIA.

Nilai transaksi hari ini tercatat Rp12,92 triliun. Volume perdagangan sebanyak 232,55 juta lot saham. Investor asing net buy Rp1,30 triliun.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) naik tipis 0,02 persen ke level Rp14.265 (03.30 PM).

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar naik lebih tinggi terhadap mata uang lainnya karena kenaikan imbal hasil obligasi AS menjelang rilis data inflasi utama.

Data yang dirilis di A.S. pada hari Kamis mengatakan bahwa 406.000 klaim pengangguran awal diajukan sepanjang minggu. Angka tersebut mencapai titik terendah dalam 14 bulan setelah PHK mereda. PDB AS meningkat 6,4 persen kuartal ke kuartal selama kuartal pertama 2021, sedikit di bawah pertumbuhan 6,5 persen dalam perkiraan yang disiapkan oleh invest.com tetapi pertumbuhan yang sama seperti kuartal sebelumnya.

Kemudian dari dalam negeri, salah satu sektor yang akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi adalah penurunan suku bunga jredit perbankan. Penurunan suku bunga kredit perbankan sampai saat ini belum signifikan meskipun kebijakan transparansi suku bunga kredit (SBDK) sudah diberlakukan.

Masyarakat dan pengusaha masih belum berani melakukan pinjaman kredit perbankan di samping ekonomimasih belumada kepastian akibat pandemi covid-19 disamping itu suku bunga kredit perbankan yang relatif masih tinggi di bandingkan dengan penurunan suku bunga acuan yang sudah turun di 3,5 persen.

"Penurunan kredit perbankan sangat berpengaruh terhadap jalannya roda ekonomi diIndonesia karena suntikan dana segar dari perbankan yang bisa memulihkan ekonomi kembali seperti sebelum pandemi covid-19 ada," ujar Ibrahim dalam keterangannya, Jumat (28/5).

"Ini merupakan batu sandungan sehingga target PDB yang sudah di rancang oleh Pemerintah selalu meleset dan itu terbukti PDB di tahun 2020 tidak sesuai dengan ekspektasi yang sudah di rancang oleh pemerintah," sambungnya.

Oleh karena itu seyogyanya menurut Ibrahim, perbankan baik perbankan plat merah maupun swasta kembali menurunkan suku bunga kreditnya tanpa harus ada teguran dari Bank Indonesia.

"Karena penurunan kredit perbankan merupakan bagian dari kebijakan pemerintah agar ekonomi kembali pulih, proyek infrastruktur kembali berjalan dan pengangguran kembali berkurang," tuturnya.

Untuk perdagangan Senin pekan depan, Ibrahim memprediksi rupiah akan bergerak fluktuatif, namun ditutup menguat.

"Rupiah kemungkinan dibuka fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.270 - Rp14.310 per dolar AS," pungkasnya. (git/fin)

Admin
Penulis
-->