MALANG - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW), berhasil merubah kawasan kumuh di wilayah Polehan dan Kauman Kota Malang, Jawa Timur, menjadi sebuah Kampung Heritage atau cagar budaya, yang kini justru di sukai oleh pelancong untuk berwisata dan swafoto.
Melalui program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku), BPPW berhasil membangun daerah yang semula kumuh dan kotor, menjadi daerah dengan karakter khas pada langgam arsitektural tematik peninggalan zaman kolonial Belanda, dan menjadi magnet bagi wisatawan untuk berkunjung.
Kepala BPPW Jawa Timur, Muhammad Reva Sastrodiningrat, mengatakan bahwa penataan kawasan Polehan dan Kauman itu merupakan bagian dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dalam program 100-0-100 (100 persen akses universal air minum, 0 persen permukiman kumuh, dan 100 persen akses sanitasi layak).
“Kami dapat tugas peningkatan kawasan kumuh untuk menuju nol persen di Malang. Memang di sini kawasan herritege, ini potensi dalam rangka mendorong pariwisata di kota Malang,” kata Reva kepada rombongan wartawan saat meninjau Kampung Heritage, di Malang Kamis (8/4).
Reva menjelaskan, proyek Kotaku di dua wilayah tersebut menghabiskam anggaran Rp23 miliar yang bersumber dari pinjaman ADB (Asian Development Bank). Proyek Kotaku ini menuntaskan pembangunan dan penataan di kawasan permukiman RW 01, RW 09 dan RW 10 di Kayutangan termasuk menyelesaikan infrastruktur dasar berupa jalan lingkungan, saluran dan biofill di RW 04 Kelurahan Polehan, dengan total luasan wilayah yang dikerjakan sekitar 23 hektar.
“Bulan April ini selesai 100 persen yang kita bangun dengan skema multiyear contract sejak 2020. Kalau perencanaan kita mulai dari 2008, kita harap setelah masa perawatan selama 6 bulan bisa kita segera serah terimakan ke Pemkot,” jelasnya.
Terkait konsep yang dipilih yaitu Kampung Heritage, Reva menjelakan bahwa hal itu dipilih lantaran di kawasan itu masih terdapat cagar budaya berupa rumah yang dibangun sejak 1870 hingga 1920. Ada sekitar 22 bangunan heritage yang dilestarikan dan masih berfungsi sebagai hunian sekaligus tempat usaha di kawasan ini.
"Pengunjung dapat melihat bangunan-bangunan tersebut lebih indah dipandang mata, karena menonjolkan ciri khas kolonial Belanda," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua RW 09 Kelurahan Kauman, Kota Malang. Edi Hermanto mengaku bersyukur dengan adanya program Kotaku masuk ke wilayah pemukiman yang dipimpinnya.
Menurut Edi, wilayahnya semula kumuh dan banjir, namun setelah dibenahi oleh BPPW, kini menjadi tertata rapi, memiliki karakter dan banyak wisatawan yang berkunjung ke wilayahnya. Hal itu juga meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah Kauman.
"Jumlah penduduk di RW 9 ada 600 an Kepala Keluarga (KK), yang di kawasan heritage ada 5 RT, dari total 8 RT. Mayoritas penduduk berprofesi sebagai Guru dan Pedagang. Dengan adanya pembangunan ini, saya berterima kasih karena ini bermanfaat bagi warga. Terutama karena jalan-jalan sudah diperbaiki. Intinya bermanfaat bagi warga," ujar Edi.
Sementara itu, salah satu warga penghuni Kampung Heritage, Taufik Priambodo yang juga pemilik butik bernama Priambodo mengaku sangat terbantu dengan program Kotaku yang masuk ke wilayah Kauman. Menurutnya, usahanya menjadi lebih dikenal masyarakat dan tentunya meningkatkan nilai ekonomi bagi usaha penjualan baju dan dan penyewaan busana pengantin yang digelutinya.