MAKASSAR - Cuaca ekstrem melanda sebagian besar wilayah Indonesia. Hujan dengan intensitas tinggi yang disertai angin kencang menyebabkan ombak tinggi, membuat aktivitas penangkapan ikan nelayan ikut menurun.
Kasus serupa juga melanda Makassar, utamanya wilayah pesisir barat Sulsel. Cuaca yang tidak menentu tersebut masih akan diprediksi akan terjadi empat hari ke depan.
Salah seorang nelayan tangkap Makassar, Usman Harun mengatakan, sudah sepekan terakhir ini cuaca ekstrem sering terjadi di perairan Makassar. Hal tersebut membuat hasil tangkapannya menurun drastis.
BACA JUGA: Tanggapi Video Pasangan Gancet yang Viral, Mbah Mijan Ungkap Efek Terburuk
Saat cuaca normal dia bersama temannya bisa menangkap kurang lebih satu hingga dua ton ikan per harinya. Namun sekarang kurang dari satu ton per hari.Bukan saja jenis ikan tangkapanya pun berkurag jenisnya. Kebanyakan ikan yang ditangkapnya hanya ikan permukaan, seperti layang dan tongkol kecil. Sedangkan ikan jenis kakap, pari, dan kerapu sudah sangat jarang tersangkut dijaringnya.
"Kurang sekali pak tangkapan satu minggu ini. Hanya saja karena butuh uang jadi pintar-pintar melihat cuaca kalau mau melaut. Daerah mana yang bisa didatangi," kata Usman saat ditemui di TPI Paotere seperti dikutip dari Harian Fajar (Fajar Indonesia Network Grup), Jumat 29 Januari.
BACA JUGA: KPK Dalami Permintaan Uang oleh Wenny Bukamo kepada Kontraktor untuk Mengikuti Pilkada 2020
Hal serupa juga diutarakan nelayan asal Galesong yang membongkar hasil tangkapannya di TPI Paotere, Rahmasyah. Dia menuturkan tangkapan ikannya sangat sepekan ini sangat menurun."Mau apa Pak, harus kami naikkan harganya. Itu pun juga penghasilan kami juga menurun," tuturnya.
Kepala Kantor Kesyabandaram Utama Makassar, Ahmad Wahid menjelaskan pihaknya telah mengeluarkan himbauan agar kapal tradisional, kapal perikanan, dan kapal yang memiliki lambung besar (freeboard) untuk menunda pelayaran. Hal ini tidak terlepas tingginya gelombang yang terjadi pada sebagian perairan di Sulsel.
Gelombang 1,25 hingga 2,5 meter yang terjadi di teluk Bone bagian selatan. Gelombang setinggi 2,5 hingga 4 meter di Selat Makassar bagian selatan yang meliputi Parepare, perairan spermonde Makassar, Sabana, dan perairan timur Selayar.
BACA JUGA: Jaksa Kembalikan Berkas Dugaan Pelanggaran Prokes HRS ke Bareskrim
Sedangkan untuk perairan barat Kepulauan Selayar, Bonerate-Kalaotoa, dan laut Flores ketinggian ombak diprediksi menjadi 4 hingga 6 meter.“Cuaca ekstrem ini dipredik akan terjadi hingga 30 Januari, bahkan ada kemungkinan lebih. Kami selalu update informasi terbaru untuk nelayan," ujarnya.
Prakirawan Balai Besar Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Makassar, Asrini Idrus mengatakan cuaca beberapa hari ke depan wilayah Sulsel masih berpotensi hujan sedang yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang. Khususnya wilayah pesisir barat Sulsel.
Hal tersebut dikarenakan pusat tekanan rendah terpantau di sekitar Australia bagian Utara yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi). Daerah konvergensi juga terpantau memanjang di Samudra Pasifik utara Papua.Kondisi tersebut meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah pusat tekanan rendah dan di sepanjang daerah konvergensi tersebut.
"Kami himbau untuk nelayan selalu perhatikan cuaca sebelum melaut, apalagi jika kapalnya kecil atau tradisional. Cuaca di laut gampang berubah-ubah," pesannya. (edo/iad)