JAKARTA - Bio Farma akan memproduksi sekitar 4,7 juta dosis vaksin COVID-19. Produk ini akan digunakan pada Februari 2021 mendatang. Saat ini status produk- produk tersebut, sedang dalam tahap proses quality control.
"Sudah ada empat juta dosis yang sudah selesai diproduksi. Status produk- produk tersebut, sedang dalam tahap proses quality control, yang akan dikirimkan ke Badan POM untuk mendapatkan lot release agar dapat didistribusikan,” kata Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, Minggu (24/1).
Diperkirakan sampai Februari 2021 mendatang, akan siap sebanyak empat juta dosis vaksin. Usai menerima 15 juta dosis bulk vaksin COVID-19 dari Sinovac, pada 12 Januari 2021, lanjutnya, Bio Farma siap untuk meneruskan proses produksi dari bahan baku tersebut.
Bahan baku vaksin COVID-19 ini, sudah mulai diproduksi pada pertengahan Januari 2021. Honesti Basyir menjelaskan, hasil dari proses produksi bahan baku itu akan melengkapi pasokan vaksin COVID-19, dalam kemasan finish product sebanyak tiga juta dosis yang sudah diterima pada Desember 2020 lalu.
"Kolaborasi antara Bio Farma dengan Sinovac, melalui dua mekanisme. Yaitu impor dalam bentuk barang jadi / finished product single dose yang diperuntukan front liner di Indonesia. Juga impor dalam bentuk bulk / konsentrat vaksin. Dari bulk ini, akan diproses lebih lanjut di Bio Farma," jelas Honesti.
Dari jumlah tersebut, 1,2 juta dosis diantaranya, sudah terdistribusi ke 34 provinsi. Sisanya 1,8 juta dosis sudah mulai dilakukan distribusi tahap 2 pada pecan ini ke 34 Provinsi.
Sedangkan untuk bahan baku, Bio Farma akan menerima sebanyak 140 juta dosis. Ini akan diterima secara bertahap. Tahap pertama pengiriman bahan baku ini, sudah diterima 15 juta dosis pada 12 Januari 2021.
Untuk pendistribusian vaksin Bio Farma bersama anggota PT Kimia Farma, (Tbk) dan PT Indofarma (Tbk), sudah memiliki 48 cabang atau warehouse di seluruh Indonesia. Selama proses distribusi, pihaknya tetap menerapkan protokol kesehatan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak).
Dari sisi teknologi, Bio Farma sudah menyiapkan digital solution yang bersifat end-to-end. Yakni mulai dari pabrik produksi, proses distribusi dan sampai di tujuan akhir di fasilitas kesehatan. “Indonesia membutuhkan vaksin COVID-19 untuk 181,5 juta penduduk, atau setara dengan 426 juta dosis,” pungkasnya.(rh/fin)