JAKARTA - Joe Biden resmi dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) ke-46 di Gedung Capitol Washington DC, Rabu (21/1/2021) waktu setempat. Biden akan memimpin Negeri Paman Sam didampingi Kamala Harris yang dilantik sebagai Wakil Presiden (Wapres) AS ke-49.
Melansir Reuters, Kamis (21/1/2021), Biden menjadi Presiden tertua saat dilantik sepanjang sejarah AS. Sedangkan Kamala Harris menjadi Wakil Presiden (Wapres) wanita pertama AS.
Para pimpinan negara pun langsung memberikan ucapan selamat kepada Joe Biden dan Kamala Harris. Salah satu ucapan selamat datang dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
BACA JUGA: Gempa Magnitudo 7,1 di Kepulauan Talaud Disebabkan Aktivitas Subduksi Lempeng Filipina
Lewat akun Twitter resminya, Jokowi mengucapkan selamat kepada Joe Biden dan Kamala Harris atas pelantikan mereka. "Selamat Joe Biden dan Kamala Harris untuk pelantikan kalian sebagai Presiden AS ke-46 dan Wakil Presiden AS ke-49," tulis Jokowi.Jokowi berharap, hubungan Amerika dan Indonesia semakin kuat. "Mari kita terus perkuat kemitraan strategis kita, tidak hanya untuk kepentingan kedua negara kita."
"Tetapi untuk dunia yang lebih baik untuk semuanya," imbuhnya.
BACA JUGA: Gempa Magnitudo 7,1 di Kepulauan Talaud Disebabkan Aktivitas Subduksi Lempeng Filipina
Setidaknya ada tiga hal yang diharapkan Indonesia dari pemerintahan baru Amerika Serikat (AS) dibawah kepemimpinan Joe Biden. Salah satunya adalah AS kembali ke jalur multilateral.Menurut pemerintah Indonesia, dunia saat ini membutuhkan spirit kolaborasi dan kepemimpinan global yang lebih kuat untuk mewujudkan dunia yang lebih baik.
Setidaknya terdapat tiga hal yang diharapkan dari AS untuk menciptakan dunia yang lebih baik. Sebab, dunia memerlukan multilateralisme yang kuat dan adil dan terkait hal ini, komitmen, dan kontribusi AS sangat diperlukan.
BACA JUGA: Dapat Jatah FLPP Rp8,73 Triliun, Plt Dirut Bank BTN: Akan Optimalkan KPR Subsidi untuk MBR
"Harapan pertama, komitmen AS dalam upaya mitigasi pandemi melalui kerja sama multilateral. Semua negara di dunia diharapkan menjadi bagian dari solusi," kata Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, Kamis (21/1/2021).Menurut Retno, surutnya multilateralisme akan memunculkan tindakan unilateralisme yang sangat merugikan negara lain terutama negara berkembang.
"Indonesia mengharapkan kepemimpinan AS untuk memperkuat multilateralisme, termasuk menjadikan PBB lebih responsif dan efektif dan memperkuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di tengah tantangan pandemi yang luar biasa ini," tuturnya.
BACA JUGA: Sebut FPI Suka Bantu Masyarakat, Muannas ‘Semprot’ Pandji Pragiwaksono: Zalim Anda
Harapan kedua, kata Retno, adalah komitmen AS terhadap pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di dunia dan kawasan. Menurutnya, ditengah semakin rentannya perdamaian dan stabilitas dunia termasuk akibat semakin meningkatnya rivalitas."Indonesia mengharapkan AS dapat menjadi motor terciptanya dunia yang lebih aman, damai dan stabil," ujarnya.
Retno menilai, tindakan dan solusi unilateral yang tidak sejalan dengan hukum internasional harus dihindari. Penyelesaian konflik secara damai harus senantiasa dikedepankan.
"Indonesia mengharapkan kontribusi positif Amerika terhadap penyelesaian isu Palestina-Israel yang berkeadilan sesuai dengan berbagai Resolusi PBB maupun parameter internasional yang disepakati termasuk Solusi Dua Negara," ucapnya.
BACA JUGA: Tunda Kenaikan Tarif Tol, Ganggu Perekonomian Rakyat di Tengah Pandemi
Isu prioritas bilateral Indonesia dan AS lainnya, kata Retno, adalah kerja sama ketahanan kesehatan kedua negara. Indonesia, saat ini telah mencanangkan pentingnya penguatan infrastruktur ketahanan dan kemandirian kesehatan nasional."Indonesia mengharapkan kemitraan dengan AS untuk mendukung ketahanan kesehatan nasional. Antara lain, melalui pengembangan kemandirian industri bahan baku obat, farmasi, alat kesehatan, kerjasama pengembangan riset dan teknologi kesehatan serta pengambangan mekanisme early warning di bidang kesehatan," tuturnya.
Diluar kedua prioritas tersebut, lanjut Retno, Indonesia jua berharap kerjasama pertahanan dan keamanan lintas batas, termasuk dalam menghadapi ancaman terorisme.
"Serta pemajuan nilai-nilai bersama dan kerjasama pendidikan juga akan terus dilakukan," pungkasnya. (der/fin)