Jakarta Keluar dari 10 Besar Kota Termacet, Ferdinand: Itu Bukan Kinerja Anies, Tapi Karena PSBB

fin.co.id - 18/01/2021, 09:19 WIB

Jakarta Keluar dari 10 Besar Kota Termacet, Ferdinand: Itu Bukan Kinerja Anies, Tapi Karena PSBB

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA- DKI Jakarta kini masuk pada urutan ke-31 dari 416 kota termacet di dunia 2020 versi TomTom Traffic Index. Pada tahun 2019, DKI Jakarta berada pada 10 besar kota termacet di dunia.

"Terima kasih kepada seluruh masyarakat Jakarta. Menurut TomTom Traffic Index terbaru, Jakarta keluar dari 10 besar kota termacet di dunia. Kini, Jakarta berada di posisi ke-31 dari 416 kota lain yang berarti kemacetan semakin berkurang," tulis Pemprov DKI Jakarta melalui akun Instagram @dkijakarta, Minggu (17/1).

Namun menurut eks Politikus Demokrat, Ferdinand Hutahaean, DKI Jakarta keluar dari 10 besar kota termacet di dunia, sebab sejak 2020, Jakarta menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sehingga jumlah kepadatan kendaraan di jalan turun drastis

"Siapa sih Admin dibalik akun ini? Ngetwit begini atas perintah siapa sih? Kemacetan Jakarta berkurang karena memang PSBB, sejak awal PSBB bahkan Gunung Salak Bogor terlihat dari Jakarta karena aktivitas kendaraan turun drastis, polusi berkurang. Dan itu bukan karena kinerja Gubernur mu," tulis Ferdinand Hutahaean di twitternya, Senin (18/1).

Ferdinand menilai, Pemprov DKI telah menyebar berita bohong bahwa tingkat kemacetan DKI Jakarta menurun karena kinerja Gubernur Anies Baswedan.

"Menurut saya Tweet ini masuk kategori PEMBODOHAN PUBLIK DAN KEBOHONGAN PUBLIK yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta. Macet menurun itu jelas bukan karena kinerja tapi karena kondisi atau situasional penurunan aktivitas warga sejak PSBB. Buktinya penjualan BBM @pertamina menurun," ungkap Ferdinand.

Diketahui, pada 2017, tingkat kemacetan di Jakarta mencapai angka 61 persen yang menyebabkan DKI Jakarta masuk peringkat empat besar kota termacet di dunia.

Setahun kemudian tepatnya pada 2018, DKI berhasil menurunkan tiga peringkatnya menjadi peringkat ke-7 kota termacet di dunia. Adapun tingkat kemacetan pada 2017 sebesar 53 persen.

Pada 2019, DKI masuk peringkat ke-10 dengan tingkat kemacetan 53 persen. Kini, pada 2020, DKI Jakarta turun 21 peringkat dari tahun sebelumnya dengan tingkat kemacetan hanya 36 persen. (dal/fin). 

Admin
Penulis