News

98 Bukan Milik Adian

fin.co.id - 25/07/2020, 01:34 WIB

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Urusan penempatan orang-orang di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus ditarik-tarik secara politis. Bahkan yang terus menghujamkan kritik itu adalah kader PDI Perjuangan Adian Napitupulu.

Kondisi ini, jelas membuat kinerja Erick Thohir sebagai Menteri BUMN sulit untuk berpikir apalagi bekerja secara jernih. ”Belum genap setahun saja, terus dikritik. Ada apa Bung Adian terus melancarkan serangannya itu. Berilah waktu, sabar. Jangan ribut di luar, malu!” tegas Aktivis 98 Maruly Hendra Utama, menanggapi pemberitaan yang muncul dewasa ini, Jumat (24/7).

Adian, sambung Maruly memiliki hak untuk mengkritisi. Tapi meluruskan jalan perjuangan bagi BUMN yang bermartabat dan memiliki manfaat bagi rakyat, bukan hal sepele.

”Dia (Adian, Red) tentu tahu, Erick telah menyampaikan kisi-kisi kondisi BUMN sepeninggal menteri terdahulu. Atau jangan-jangan Bung Adian sendiri yang nitip orang-orangnya tapi tidak direalisasikan. Ingat 98 bukan milik Adian. Erick berasal dari latarbelakang pengusaha, beri waktu,” timpal pria yang sempat menduduki Direktur Operasional Forum For Human Right (FRONT) itu kepada Fajar Indonesia Network (FIN).

Adian sambung Marluly tentunya memiliki memori yang kuat bagaimana dirinya dan rekan-rekan mengadvokasi petani di Jawa Barat lantaran tanahnya bakal hilang untuk pembangunan sutet. ”Saya hanya mengingatkan memori itu kembali. Hanya menyederhanakan sesuatu perjuangan. Memori itu masih lekat. Agitasi, propaganda dan cara kerja adalah proses. Maka hargailah proses itu, jangan ditinggalkan apalagi melupakan!” tandas Maruli lewat sambungan telepon.

Sementara itu, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga membantah pernyataan dari politikus PDI-P Adian Napitupulu yang menyebut ribuan direksi dan komisaris di perusahaan pelat merah merupakan orang-orang titipan.

Menurut Arya, pernyataan tersebut membuktikan bahwa sebenarnya Adian tak mengerti budaya yang ada di korporasi. ”Wah mana ada perusahaan pernah buka lowongan kerja untuk direksi dan komisaris. Apalagi diumumkan di media-media secara terbuka,” timpal Arya dalam keterangannya, Jumat (24/7)

Menurut Arya, pemilihan direksi dan komisaris BUMN memiliki mekanisme tersendiri. Setiap orang yang terpilih menjabat direksi dan komisaris di perusahaan plat merah telah mengikuti serangkaian proses.

”Yang namanya direksi dan komisaris itu dipilih ada prosesnya mencari orang yang tepat, orang yang emang punya kemampuan, orang yang punya latar belakang di industri tersebut,” jelas Arya.

Atas dasar itu, Arya menyayangkan pernyataan dari Adian yang menyebut direksi dan komisaris BUMN merupakaan orang-orang titipan.

”Coba cek, komisaris atau direksinya apa pernah terbuka. Ini kan jadi lucu, ini bukan jabatan publik. Ini kan posisi korporasi. Jadi saya bisa mengatakan bahwa Bung Adian Napitupulu ini jadi banyak blundernya. Karena tidak paham budaya korprasi,” tandas Arya.

Sebelumnya Adian Napitupulu, menyebut jabatan direksi dan komisaris di semua perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan titipan. Jumlah orang titipan yang disebut Adian itu bahkan tidak tanggung-tanggung, yakni mencapai 6.000 sampai 7.200 orang. (fin/ful)

Admin
Penulis
-->