Bulog Target Serap Gabah Petani 650 Ribu Ton

fin.co.id - 17/05/2020, 07:50 WIB

Bulog Target Serap Gabah Petani 650 Ribu Ton

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Pemerintah melalui Perum Bulog menargetkan penyerapan gabah petani setara beras mencapai 650 ribu ton hingga akhir Juni 2020. Penyerapan hasil panen petani juga terus dilakukan. Sejauh ini, total pengadaan beras oleh Bulog baru mencapai 289.852 ton.

Direktur Utama Bulog, Budi Waseso (Buwas) mengatakan, bahwa pihaknya telah memiliki kontrak penyerapan gabah dengan kelompok petani maupun penggilingan, untuk mempercepat penyerapan gabah selama masa panen.

"Paling rendah serapan gabah setara beras sampai Juni ada 650 ribu ton. Lebih banyak lebih baik," kata Budi, Sabtu, (16/5).

Buwas yakin, target penyerapan 650 ribu ton dipastikan tercapai. Sebab, pasokan gabah dari petani saat ini tengah melimpah seiring masih terjadinya panen raya di sejumlah daerah.

"Ketersediaan stok beras Bulog hingga kini masih berkisar 1,4 juta ton. Namun, dapat dipastikan persediaan beras Bulog kemungkinan akan terus bertambah seiring penyerapan gabah yang terus dilakukan," ujarnya.

"Sampai Juni mungkin bisa sampai 1,8 juta stok yang kita punya. Jadi akan banyak dan tidak usah khawatir untuk beras," Sambungnya.

Adapun pada tahun ini, lanjut Buawas, Bulog menargetkan pengadaan cadangan beras pemerintah sebanyak 950 ribu ton dari total target pengadaan 1,4 juta ton.

"Sisanya, merupakan beras komersial dimana dari proses pembelian gabah hingga penjualan beras menggunakan harga pasar," ucapnya.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Tri Wahyudi Saleh, menjelaskan, sesuai penugasan pemerintah, Bulog harus memiliki ketersediaan stok antara satu juta ton hingga 1,5 juta ton.

"Dalam beberapa waktu terakhir permintaan beras kepada Bulog cukup besar. Khususnya untuk bantuan sosial bagi masyarakat terdampak Covid-19," katanya.

Untuk di Jabodetabek saja, kata Tri, Bulog mendapatkan penugasan untuk menyalurkan 75 ribu ton beras kepada 1,4 juta keluarga peneriman manfaat dalam dua gelombag.

"Sementara, di daerah lain, sejumlah kepala daerah ikut memesan beras Bulog dari gudang divisi regional masing-masing," ujarnya.

Setali tiga uang, panen raya yang terjadi pada tahun ini tidak membuat petani gembira, bahkan resah, lantaran harga gabah yang anjlok. Dikhawatirkan, hal ini bisa membuat guncangan ekonomi di kalangan petani.

"Petani murung, meski panen raya, karena harga gabah yang jatuh. Kalau ini terus berlanjut, maka akan terjadi keguncangan ekonomi," kata Anggota Komisi IV DPR RI Muslim, dilansir dari laman dpr.go.id.

Berdasarkan data yang diperoleh Muslim, diketahui jika 32 persen dari total panen gabah saat ini dijual di bawah Rp4200 atau di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Angka 32 persen ini adalah peringatan manakala nanti sampai di atas 50 persen maka statusnya menjadi 'awas'.

Admin
Penulis