Satu Nyawa

fin.co.id - 16/05/2020, 04:06 WIB

Satu Nyawa

Di mana pentingnya nyawa satu orang itu?

Ia bukan orang yang sangat penting. Tapi kalau sampai meninggal dunia hilanglah ”gelar” agung Vietnam selama ini. Yakni gelar sebagai satu-satunya negara yang tidak satu pun orang meninggal karena Covid-19.

Gelar agung itu telah pula menjadi kebanggaan rakyat Vietnam. Rakyat begitu kagum pada pemerintahnya. Maka jangan sampai akhirnya ada yang meninggal dunia karena Covid-19.

Upaya apa pun harus dilakukan: jangan sampai ada yang meninggal.

Tapi rasanya akan ada.

Semoga tetap tidak ada.

Semoga dokter terbaik di Vietnam berhasil menyelamatkan satu nyawa orang itu. Yang kondisinya benar-benar sudah gawat. Sudah menggunakan pernafasan buatan.

Ia seorang pilot. Warga asing. Dari Inggris. Ia bekerja di perusahaan penerbangan Vietnam, Vietnam Airlines.

Nama pilot itu singkat: Pasien No 91.

Awal Februari lalu ia tiba dari Inggris. Sebagai penumpang biasa. Untuk mulai bertugas di Vietnam. Ia tidak hanya menerbangkan pesawat untuk rute domestik. Juga rute internasional.

Sebelum ke Vietnam ia sudah dinyatakan negatif. Maka ia pun mulai bekerja. Ia juga hidup normal di Saigon --kini: Ho Chi Minh City. Termasuk, kalau malam, ke bar-bar yang waktu itu masih buka. Vietnam belum di-lockdown kala itu.

Tiba-tiba ia batuk-batuk. Badan panas. Nafas sesak. Positif Covid-19.

Jadilah ia Pasien No 91.

Sementara ia menjalani isolasi di rumah sakit pemerintah melakukan pelacakan: siapa saja yang kira-kira tertular pilot itu.

Ditemukanlah 4.000 nama yang harus dihubungi. Yakni para penumpang pesawat, para pengunjung bar dan teman-teman kerjanya. Tidak mudah. Banyak sekali bar yang ia kunjungi di malam-malam membujangnya di Vietnam.

Admin
Penulis