Penumpang Pesawat Melonjak

fin.co.id - 16/05/2020, 13:30 WIB

Penumpang Pesawat Melonjak

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - General Manager Bandara Depati Amir Pangkalpinang, M. Syahril membenarkan adanya lonjakan penumpang pesawat terbang usai kembali dibukanya akses tranportasi udara bagi penumpang terkhusus di Bandara Depati Amir.

"HARI ini adalah kali ketiga operasional Bandara untuk pesawat yang membawa penumpang, dan kita akui memang ada lonjakan penumpang. Dimana pada hari pertama Minggu penerbangan kita hanya 37 orang, lalu pada hari selasa masih 30-an orang, tapi hari ini (kemarin.red) ada peningkatan sekitar 80-an penumpang," katanya, Jumat (15/5).Namun menurutnya tak perlu khawatir, karena pihaknya akan berpedoman kepada surat Dirjen perhubungan yang membatasi maskapai hanya boleh membawa penumpang tidak lebih dari 50 persen dari jumlah maksimal seat yang tersedia.

"Untuk tetap menerapkan Phisically Distancing, akan ada pembatasan penumpang di pesawat maksimal hanya boleh setengah dari seat yang tersedia. Jika ada pelanggaran oleh pihak airline, kami akan melaporkannya ke regulator yakni otoritas bandara," ujarnya.Lebih lanjut, Ia membeberkan meski ada lonjakan penumpang di Bandara Depati Amir, tapi tak semuanya bisa terbang. Karena ada beberapa yang tak memenuhi kriteria."Kita sudah dirikan posko, dimana disana kita akan memverifikasi surat tugas/surat keterangan dari calon penumpang, selain itu juga ada verifikasi Surat keterangan Rapid test Oleh KKP," katanya.

BACA JUGA: Toko Buka dengan Protokol Kesehatan

Disebutkan dia, sejauh ini ada beberapa penumpang yang tidak diizinkan untuk terbang, karena tidak lengkap syarat-syaratnya, seperti tidak bisa menunjukkan surat tugasnya. Ada juga surat keterangan Rapid Testnya gak ada, dan ada juga yang surat keterangan Rapid Test Non Reaktifnya sudah expired," ungkapnya.

Terkait dengan syarat-syarat tersebut, Syahril menjelaskan sebenarnya para penumpang sudah ada kewajiban dari Airline untuk memenuhi syarat-syarat tersebut sebelum membeli tiket. "Sudah ada kewajiban dari air line sebelum penumpang membeli tiket, mereka harus memenuhi syarat-syaratnya terlebih dahulu," pungkasnya.

Sementara itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (GTPPC-19) Bangka Belitung (Babel) akan menyiapkan blanko khusus yang ditujukan ke rumah sakit sesuai penunjukkan pemerintah. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi surat keterangan hasil Rapid Test palsu yang kini mulai marak beredar. Di Babel, ke depan akan ada surat tersendiri dari gugus tugas dengan ciri khusus surat keterangan rapid test ini.

"Hal ini dicurigai dengan adanya penjualan surat keterangan hasil rapid test di toko online, yang diduga adanya pemalsuan, dengan semakin banyaknya warga yang mengajukan keberangkatan ke luar daerah," kata Ketua Sekretariat Pusdalops GTPPC-19 Babel Mikron Antariksa, Jum'at (15/5).

Ia melanjutkan, selain itu sebagai antisipasi, Tim Gugus Tugas juga akan memperketat pengamanan penumpang yang akan berpergian oleh petugas lapangan khususnya Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan petugas lainnya di posko Bandara Depati Amir dan pelabuhan.

"Jika ditemukan kejanggalan dari surat tersebut, maka akan dibatalkan penerbangannya atau keberangkatannya," jelas Mikron.

Surat keterangan rapid test ini nantinya akan disebarkan ke rumah sakit khusus yang ditunjuk GTPPC-19 Babel, seperti RSUD, RSUP Ir Soekarno dan RS KIM.

Sementara, Juru Bicara GTPPC-19 Babel Andi Budi Prayitno menuturkan berdasarkan laporan tim gugus tugas di lapangan terkhusus KKP, sejauh ini pihaknya belum menemukan adanya SPPD mau pun surat keterangan rapid test yang palsu.

BACA JUGA: Bandara Ketat, Imigran Tempuh Jalur Laut

"Tadi saat rapat bersama juga dibicarakan soal ini, dan keterangan KKP belum ditemukan surat yang palsu, baik dari luar atau dalam daerah Babel. Hal ini memang menjadi upaya antisipasi GTPPC-19 Babel, sebagai salah satu langkah penyebaran Covid-19 ini," ungkap Andi Budi Prayitno.

Di sisi lain, Gubernur Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman menegaskan keseriusan Pemerintah Provinsi (Pemprov) dalam menangani Covid-19 ini. Salah satu caranya dengan konsisten melaksanakan 3 T (Tracking, Test, Treatment).

Dalam penerapannya, saat ini Pemprov Babel tengah gencar-gencarnya melakukan Rapid Test Massal. Karena itu, ia meminta maaf jika nanti dalam pelaksanaan Tracking dan Test yang dilakukan ini juga mungkin akan dilakukan juga dikantor BUMN.

"Saya mohon maaf, jika nanti tiba-tiba kita melakukan Tracking dan Test di lokasi dimana bapak-bapak berada. Ini kita lakukan untuk mempersempit penyebaran Covid-19, karena semakin cepat kita mentracking semakin cepat kita menemukan Orang Tanpa gejala (OTG), karena mereka ini cukup berbahaya," ungkapnya di hadapa sejumlah perwakilan perusahaan BUMN yang hadir memberikan bantuan medis penanganan Covid-19 di Babel, Jumat (15/5).

BACA JUGA: Pemerintah Tidak Peka, Elemen Masyarakat Akan Gugat Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan

Lebih lanjut, Erzaldi menuturkan hal ini sudah dilakukan selama dua hari dan rencananya akan terus dilakukan hingga lima hari ke depan. "Tracking dan rapid test terus dilakukan untuk mempersempit penyebaran Covid-19. Semakin cepat tracking dan test dilakukan maka semakin cepat pula mengetahui yang terkonfirmasi positif Covid-19, terutama Orang Tanpa Gejala (OTG)," jelasnya.

Di Babel, menurut Erzaldi, tren Covid-19 masih dikatakan rendah. Tren inilah yang harus dijaga dengan melakukan 3T tersebut. "Menjaga tren dan menghentikan penyebaran Covid-19 di Babel ini juga memerlukan kedisiplinan masyarakat untuk tetap melaksanakan protokol Covid-19," ungkapnya.

Saat ini pihaknya juga akan melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian dan kejaksaan untuk membuat aturan dalam memberikan sanksi kepada pelanggar protokol Covid-19, sekalipun Babel belum melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Protokol Covid-19 seperti mencuci tangan, menjaga jarak, dan menggunakan masker harus diterapkan di masyarakat untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

Admin
Penulis