JAKARTA - Amien Rais santer disebut-sebut akan mendirikan partai politik (parpol) baru. Isu ini kian mengemuka setelah anaknya, Hanafi Rais tiba-tiba mundur dari pengurus DPP PAN dan anggota DPR RI. Internal PAN ragu jika tokok senior itu akan berambisi membuat parpol tandingan.
"Saya pribadi meragukan jika Pak Amien akan mendirikan partai politik baru. Pak Amien sangat5 cinta kepada PAN. Bahkan di beberapa hasil lembaga survei menyatakan bahwa terjadi hubungan tak terpisah antara PAN dan Amien Rais," kata Wakil Ketua Umum DPP PAN Viva Yoga Mauladi di Jakarta, Kamis (7/5).
Meski begitu, setiap warga negara Indonesia dijamin oleh konstitusi atas hak politik dan hak untuk kebebasan mengemukakan pendapat dan berkumpul. Apabila Amien Rais, akan membentuk partai politik baru, maka itu adalah hak politik Amien yang dijamin UU. "Apabila nantinya terwujud partai politik baru yang didirikan Pak Amien, maka dapat dikatakan Pak Amien Rais meninggalkan PAN, partai yang beliau dirikan," imbuhnya.
Menurut dia, Amien Rais adalah salah satu pendiri PAN, bersama pendiri lainnya. Yaitu AM Fatwa, Gunawan Muhammad, Toety Herawaty, Albert Hasibuan, Sindhunata, Faisal Basri, Putrajaya Husein. Yang jadi pertanyaannya benarkah Amien akan mendirikan partai politik baru dan akan meninggalkan PAN? Viva meragukan hal tersebut.
Sebelumnya, salah satu pendiri PAN Putrajaya Husein mengatakan tokoh senior PAN Amien Rais serius akan mendirikan partai baru. Bahkan saat ini prosesnya sudah mencapai 70 persen. Menurut dia, mundurnya Hanafi Rais dalam kepengurusan DPP PAN dan Fraksi PAN DPR RI, mempengaruhi percepatan pembentukan partai baru tersebut. "Jadi jangan dibalik, bukan Hanafi itu bersikap karena ingin membuat partai baru. Sikap Hanafi itu yang mendorong keras kami berpikir untuk mendirikan partai baru," kata Putra Jaya.
Amien Rais, lanjutnya, ketika mendirikan PAN bersama kawan-kawannya memiliki tujuan idealisme. Namun saat ini partai tersebut sudah lari dari tujuan itu. Menurutnya. PAN dibangun untuk memperjuangkan kepentingan rakyat dan bangsa. Bukan untuk kepentingan sekelompok orang yang ingin mendapatkan manfaat dari pengelolaan sebuah partai.
"Sebagai salah satu pendiri PAN saya bertanya-tanya. Apa sih yang dilakukan PAN saat ini untuk bangsa, negara, dan rakyat. PAN selalu mengekor kepada siapapun yang berkuasa. Kalau sekarang PAN sudah tidak bisa lagi menjadi tempat memperjuangkan kepentingan rakyat, maka butuh kendaraan baru," tukasnya.
Dia menilai langkah mundurnya Hanafi Rais jelas menandakan ada sesuatu yang salah dalam internal PAN. "Artinya ada yang sangat prinsip membuat Hanafi melepaskan semua jabatannya itu. Padahal dia masih muda, baru satu periode di DPR. Baru delapan bulan periode kedua. Tetapi, semua itu dia tanggalkan," ucapnya.(rh/fin)