Oleh Dahlan Iskan
Sssstttt...! Saya ke Probolinggo kemarin. Tetap dengan protokol Covid-19.
Apalagi keberangkatan saya itu untuk melihat pabrik APD, masker, dan baju operasi dokter.
Tapi, bagi saya, yang lebih penting adalah siapa di balik pabrik itu: Haji Mohammad Supriyono. Tumben ada ”haji dan mohammad” punya pabrik tekstil besar.
Dan ia orang MA --Magetan Asli. Yang kawin dengan wanita MA --Madura Asli.
Meski sama-sama Magetan --dan sama-sama pengusaha-- saya tidak pernah mengenalnya. Mungkin karena ia kawin dengan MA sedang saya kawin dengan BA --Banjar Asli.
Kok saya ke Probolinggo? Awalnya gegara saya lewat di depan TV. Terdengar suara: ada pabrik APD di Probolinggo. Saya pun menoleh ke layar TV. Sambil tetap berdiri. Lho ada Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di situ. Lagi meninjau pabrik itu. Saya pun cari tahu: siapa yang punya.
Ketemulah nomor ponsel ”Haji Mohammad” itu.
Ternyata ia kelahiran Sarangan --pusat rekreasi di lereng tenggara Gunung Lawu. Rumahnya dekat danau Sarangan --saya masih ingat lagu keroncong tentang teduhnya danau ini. Dulu.
Derajat ”Haji Mohammad” ini jauh lebih tinggi dari saya --ia di gunung, saya di ngarainya. Mungkin selisih 31 derajat.
Akhirnya kami bertemu.
Ya baru di pabriknya kemarin itu pertama kali saya bertemu. Saya tidak memanggilnya Pak Haji. Atau Pak Mohammad. Saya memanggilnya Mas Pri –H.M. Supriyono.
Saya terkagung-kagum melihat ada orang Magetan punya pabrik tekstil sebesar ini. Dan otaknya begitu encernya: begitu ada wabah langsung banting setir.