PSG Juara, Semua Protes

fin.co.id - 02/05/2020, 06:33 WIB

PSG Juara, Semua Protes

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

PARIS - Keputusan Badan Asosiasi Sepakbola Eropa atau UEFA menangguhkan Liga Champions dan Liga Europa hingga Agustus mendatang diklaim sebagai sinyal liga-liga domestik Eropa sulit berlanjut dalam situasi pandemi virus Korona. Sebab, dalam kondisi normal, Agustus sudah memasuki musim kompetisi yang baru.

Ligue 1 atau kompetisi kasta teratas di Perancis langsung merespon keputusan UEFA. Federasi Sepakbola Prancis (FFF) dan pihak penyelenggara Liga Prancis (LFP) akhirnya menyepakati penghentian musim kompetisi 2019-2020. Alhasil, Paris Saint-Germain (PSG) sebagai pemuncak klasemen ditahbiskan sebagai juara dengan 11 pekan tersisa. Namun, hal ini menjadi masalahnya. (selengkapnya lihat infografis)

Usai gelaran Ligue 1 disetop pertengahan Maret silam, PSG memimpin cukup jauh (12 poin, 68-56) atas Marseille yang menempati posisi runner up.Kondisi inilah yang pada akhirnya membuat LFP memutuskan untuk memilih PSG sebagai juara musim ini. Dilansir dari The Guardian, LFP sebagai operator liga juga mengumumkan dua klub yang harus turun kasta alias terdegradasi.

Dua klub itu yakni Amiens dan Toulouse yang berada di slot juru kunci. Perinciannya, Amiens berada di posisi ke-19 dengan 23 poin, sedangkan Toulouse sebagai juru kunci mengoleksi 13 angka. "Kami akhirnya memutuskan akan ada dua (klub) yang promosi dan dua degradasi. Mungkin ada banding tetapi keputusan kami solid,” ujar Kepala Eksekutif LFP, Didier Quillot, Jumat (1/5).

Sementara itu, LFP juga mengumumkan ada dua klub yang bakal promosi adalah Lorient dan Lens. Lorient dipilih sebagai sebagai juara divisi kedua Liga Prancis 2019-2020 setelah posisinya berada di puncak klasemen saat kompetisi ditunda. "Kami memiliki waktu hingga 25 Mei 2020 untuk memberi tahu UEFA klub mana yang akan lolos ke kompetisi Eropa musim depan," ujarnya Quillot. Penyampaian itu merupakan hari terakhir liga-liga di Eropa menyampaikan ke UEFA apakah mereka ingin menyelesaikan atau membatalkan kompetisi mereka musim ini.

Selain PSG, Marseille akan menemani di fase grup karena jadi runner-up dan peringkat ketiga Rennes memulai dari kualifikasi. Sementara untuk wakil di Liga Europa, ada Lille, Nice, dan Reims. Alhasil, keputusan penghentian Ligue 1 mendapat pertentangan beberapa klub. Olympique Lyon yang tengah berjuang masuk ke zona Eropa berencana menempuh jalur hukum. Menurutnya, penghentian ini merugikan mereka secara finansial hingga puluhan juta Euro. Tidak hanya Lyon, klub yang terdegradasi, Amiens merasa jadi korban ketidakadilan sang operator liga, LFP.

Diketahui, Lyon berada di urutan ketujuh. Mereka hanya sembilan poin dari syarat kualifikasi kompetisi Eropa dengan 10 pertandingan tersisa. Sedangkan Lille, yang hanya terpaut satu poin dari kualifikasi Liga Champions, telah menyatakan menolak keputusan tersebut dan menyebutnya sesuatu yang brutal.

"Ini sangat merugikan kami. Peluang kami mendapat puluhan juta euro harus musnah begitu saja. Untuk itu, kami meminta ganti rugi," ujar Presiden Lyon Jean-Michel Aulas kepada surat kabar lokal Le Progres.

Aulas berpendapat musim ini sebenarnya bisa selesai dalam bentuk playoff di bulan Agustus, meski tanpa kehadiran penonton. Menurutnya, metode klasemen yang menjadi acuan LFP menentukan juara sangat provokatif dan patut diperdebatkan. "Kami melihat bahwa posisi ini sangat tidak masuk akal. Saya tidak ingin memilih klub lebih dari yang lain, tetapi Nice (peringkat enam) bermain di kandang lebih dari kami dan menghadapi PSG hanya sekali saat kami bermain melawan mereka (PSG) dua kali, "jelasnya.

Sementara itu, Amiens yang menjadi salah satu klub yang terdegradasi selain Toulouse juga tidak terima dengan keputusan itu. ”Ini tidak adil karena Amiens tak bisa mempertahankan sampai akhir lapangan untuk tetap di Ligue 1,” kata presiden Amiens Bernard Joannin dalam broadcast Facebook Live-nya.

“Saya akan berjuang bersama seluruh tim untuk menuntut hak kami, karena saya kira keputusan ini tidak benar. Kami akan menunggu dewan direksi LFP sampai menit terakhir. Akan ada jalan ke majelis umum dan kami pantas mendapatkan hak untuk lanjut sampai mendapatkan keadilan,” tegasnya.

Sementara, Menteri Pemuda dan Olahraga Perancis Roxana Maracineanu memberi waktu bagi klub untuk menempuh jalur hukum apabila mereka keberatan karena kompetisi musim ini harus diakhiri. “Bila mereka ingin menuntut, silakan saja,” kata Maracineanu kepada RMC Sport. "Cepat atau lambat kami tidak bisa menghindari mereka, bahkan oleh hukum. Gerakan olahraga itu mandiri dan saat ini sangat riskan untuk fokus pada pertandingan saja. Kita juga harus memikirkan orang lain dan masyarakat. Dunia harus tahu cara menerima kerugian,” tandasnya. (fin/tgr)

Admin
Penulis