JAKARTA - Meski tengah dilanda pandemi Covid-19, Bank Indonesia (BI) tetap menyiapan uang kertas atau uang kartal cetakan terbaru senilai Rp158 triliun. Jumlah tersebut menurun 17,7 persen dibandingkan periode puasa dan Lebaran tahun lalu.
"Walaupun dalam kondisi Covid-19, kami tetap berkewajikan menyediakan uang kartal. Uang kartal yang kami siapkan mencapai Rp159 trliun dan akan segera didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia," kata Direktur Eksekutif dan Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI, Marlison Hakim konferensi pers virtual, kemarin (30/4).
Dia menjelaskan, penurunan permintaan uang kartal disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain penjadwalan ulang hari libur Lebaran atau cuti bersama oleh pemerintah dari 12 hari menjadi lima hari dan ditiadakannya Tunjangan Hari Raya (THR), baik untuk pegawai swasta, PNS, maupun aparat TNI/Polri. "Faktor pendorong paling utama itu imbauan pemerintah agar masyarakat tidak mudik ke kampung tahun ini," tuturnya.
Rincian total uang kartal baru Rp158 triliun itu, yakni terdiri dari Uang Pecahan Besar (UPB) Rp142,3 triliun atau setara dengan 90 persen, Uang Pecahan Kecil (UPK) kertas Rp15,5 triliun atau 9,86 persen, dan UPK logam Rp800 juta atau setara dengan 0,05 persen.
BACA JUGA: Giliran Pelanggan Listrik Bisnis dan Industri Kecil Digratiskan
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko menambahkan, pihaknya akan tetap membuka layanan penukaran uang dalam rangka Lebaran meski ada wabah corona. Kebijakan tersebut guna mengantisipasi peningkatan kebutuhan uang tunai selama kedua momen etrsebut. "Penyediaan uang tunai tersebut juga untuk memitigasi permintaan dalam rangka kebijakan dan stimulus dari pemerintah kepada masyarakat, selama periode penanganan pandemi virus corona," jelas dia.Onny memastikan menyediakan uang yang layak edar dan higienis untuk meminimalkan penyebaran Covid-19. "Kami telah mengarantina uang Rupiah selama 14 hari sebelum diedarkan, menyemprotkan disinfektan pada area perkasan, sarana dan prasarana, serta memerhatikan kebersihan SDM dan perangkat pengolahan uang," tutur dia.
Adapun Penukaran uang untuk masyarakat dilakukan di 3.742 kantor cabang bank di seluruh Indonesia. Terdiri dari 344 di Jabodetabek dan 3.398 di luar wilayah ini. Ketentuan tersebut dilaksanakan selama 29 April sampai 20 Mei.
Terpisah, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ariyo Irhamna mengatakan, penurunan transaksi pada bulan Ramadan dan Lebaran tahun ini akibat dampak wabah corona. Bahkan, sebanyak jutaan pekerja yang telah di-PHK dan dirumahkan oleh perusahaannya masing-masing di Indonesia. "Purunan uang cetak tentu mencerminkan penurunan aktivitas ekonomi. Namun hal itu wajar di masa pandemi Covid-19," ujarnya kepada Fajar Indonesia Network (FIN), kemarin (1/5).
Kendati demikian, Ariyo mengingatkan bank sentra agar menjaga inflasi pada momen Ramadan dan Lebaran tahun ini. "Hal yang perlu diperhatikan oleh BI adalah menjaga inflasi," tukasnya.(din/fin)