PALEMBANG - Pulau Sumatera menjadi bagian penting dalam karir Firman Septian. Enam tahun gelandang kelahiran Jakarta itu membela klub di sana. Bahkan, di pulau itu pula dia mendapat pengakuan sebagai seniman lapangan hijau berbakat sehingga memikat Sriwijaya FC untuk mengontraknya.
Apa yang membuat Firman kerasan berlama-lama bermain untuk klub Sumatera ketimbang daerah kelahirannya sendiri? “Saya tidak tahu. Saya juga tidak punya alasan kenapa lebih banyak klub dari Sumatera yang saya bela. Saya tidak pernah memilih tapi hanya mengikuti nasib saja. Sejauh ini juga nyaman saja putar-putar main untuk klub di Sumatera,” ungkap Firman.
Firman menjelaskan, pernah membela tanah kelahirannya selama tiga tahun. Ketika bergabung dengan Persitara Jakarta Utara musim 2010 hingga 2013. Persitara menjadi klub profesional pertama setelah selesai menimba ilmu di Persija Jakarta.
Setelah itu merantau ke Pekanbaru dengan gabung PSPS pada 2014. Kemudian migrasi ke Padang dengan membela Semen Padang pada 2018/2019. Semusim di Padang pemain berusia 31 tahun itu memutuskan kembali memakai jersey PSPS Riau yang selanjutnya berlabuh ke Sriwijaya FC musim ini.
“Dari sekian klub, PSPS menjadi klub paling melekat karena di sinilah nama saya dikenal. Sekalipun saya awalnya was-was karena manajemen saat itu sering bermasalah dengan pembayaran gaji pemain,” ujar bapak dua anak itu.
Di klub asal Bumi Lancang Kuning itu juga Firman menambatkan hatinya. Dia menemukan pasangan hidupnya ketika berbaju PSPS. Pasangan yang dinikahinya pada 2014 itu kini dikaruniai dua anak. Perempuan dan laki-laki. “Semoga di Sriwijaya FC bisa berbuat lebih.Sekaligus mencetak sejarah mengantarkan Sriwijaya FC promosi Liga 1,” tukasnya.(kmd/gsm)