JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan berdasarkan hasil survei yang dilakukannya, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) terhadap perekonomian Indonesia pada Januari 2020 melemah 3,7 persen atau menjadi 121,7 persen.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko menyebutkan, melemahnya optimisme konsumen disebabkan penurunan persepsi konsumen terhadap kondisi perekonomian saat ini.
"Konsumen memandang positif kondisi ekonomi saat ini terutama dari kondisi penghasilan dan pembelian barang tahan lama," ujarnya dalam keterangan resminya, kemarin (6/2).
Adapun Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) turun 3,5 poin dari bulan sebelumnya menjadi 109,6. Penurunan juga terjadi pada Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) sebesar 5,9 poin menjadi 133,7.
Kendati IKK mengalami penurunan, menurut Onny, masih dalam batas positif karena masih di atas angka 100.
"Konsumen memandang positif kondisi ekonomi saat ini terutama dari kondisi penghasilan dan pembelian barang tahan lama," katanya.
IKK bulan lalu juga terjadi pelemahan pada seluruh kelompok tingkat pengeluaran responden. Penurunan terdalam terjadi pada responden dengan pengeluaran di atas Rp5 juta per bulan.
Dari sisi usia, penurunan IKK terjadi pada hampir seluruh kelompok usia responden di mana penurunan terdalam terjadi pada kelompok usia 51-60 tahun.
Sedangkan secara wilayah, penurunan keyakinan konsumen terjadi di 10 kota, dengan penurunan terdalam terjadi di Surabaya (-20,19 poin), Medan (-12,9 poin), dan Jakarta (-7,6 poin).
Hasil survei, kenaikan harga yang sedikit meningkat selama tahun 2021. Dasar itu dari Indeks Ekspektasi Harga setahun mendatang yang lebih tinggi dari bulan sebelumnya yaitu dari 179,1 menjadi 183,9.
"Peningkatan tekanan harga tersebut dipengaruhi oleh permintaan yang diprakirakan lebih tinggi pada tahun depan," kata dia.
Ekonom Bahana Sekuritas, Satria Sambijantoro mengatakan, pelemahan IKK menunjukkan perlambatan konsumsi dan investasi di Indonesia.
"Terjadi perlambatan ekonomi di Indonesia. Ini mungkin akan berlangsung untuk beberapa ke depan, dan untuk naik akan lama," ujar dia.
Data yang dikeluarkan BI, menurut dia sesuai dengan apa yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik, yakni konsumsi rumah tangga Indonesia pada kuartal IV/2019 hanya tumbuh 4,97 persen. Mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu yang sebelumnya, 5,08 persen (yoy).
Kinerja pelemahan konsumsi disebabkan penurunan penjualan pakaian, alas kaki, dan jasa perawatannya hanya tumbuh 3,76 persen. Seharusnya bisa tumbuh, karena didorong momentum Hari Raya Natal dan Tahun Baru.