Polemik Soal Investasi Telkomsel di GoTo, Ekonom INDEF: OJK Harus Pertegas Aturan Business Judgment Rule

Polemik Soal Investasi Telkomsel di GoTo, Ekonom INDEF: OJK Harus Pertegas Aturan Business Judgment Rule

Proses pencatatan perdana saham GOTO di BEI hari ini, Senin 11 April 2022. FOTO: Tangkapan layar Zoom--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda menilai, kegaduhan yang terjadi pada investasi Telkomsel di GoTo lebih banyak nuansa politik dibandingkan bisnis. 

Jika kita melihat secara keseluruhan investasi yang dilakukan Telkomsel di GoTo, dikatakan Nailul, merupakan keputusan bisnis biasa yang dilakukan sebuah korporasi ke perusahaan digital.

(BACA JUGA:Investasi TLKM di GOTO Sudah Untung Rp 949 M)

Lanjut Nailul, hingga saat ini dirinya belum menemukan bukti yang jelas kaitan benturan kepentingan investasi Telkomsel di GoTo. 

Benturan kepentingan dinilai Nailul memiliki spektrum yang sangat luas. Tidak hanya sekedar dari keterikatan hubungan keluarga atau dekat dengan siapa.  

Jika ingin dikaitkan dengan konflik kepentingan, menurut Nailul, semua investasi perusahaan BUMN dikaitkan dengan konflik kepentingan. Namun saat ini konflik kepentingan tersebut hanya dikaitkan Telkomsel dengan GoTo. 

Padahal perusahaan plat merah yang berinvestasi di GoTo tak hanya GoTo semata. Bahkan yang berinvestasi di GoTo juga bukan perusahaan BUMN saja. Tetapi ada perusahaan swasta Nasional dan venture capital multinasional.

(BACA JUGA: Inves di Goto Bukan Cari Cuan Harian atau Mingguan tapi Prospek ke Depan)

"Sejatinya kegaduhan dalam investasi Telkomsel di GoTo lebih banyak memiliki tujuan untuk menggoyang management Telkom. seperti perusahaan telekomunikasi lainnya, Telkom dan Telkomsel memiliki kepentingan berinvestasi di perusahaan digital. Karena bisnis perusahaan telekomunikasi saat ini berkaitan erat dengan ekonomi digital. Mereka saling melengkapi," ungkap Nailul di Jakarta, Selasa 14 Juni 2022.

Saat ini menurut Nailul, potensi ekonomi digital di Indonesia sangat besar potensinya. Ini dapat dilihat dari tingginya minat investor untuk masuk ke sektor digital Nasional. Bahkan SingTel Group juga tengah masuk ke bank digital di Indonesia.  

"Karena hanya melihat dari sisi ekonominya saja maka saya masih melihat keputusan investasi  yang dilakukan Telkomsel di GoTo murni bisnis. Bahkan sinergi bisnis bisa dioptimalkan dengan masuknya Telkomsel di GoTo.  Dan tentu investasi Telkomsel di GoTo juga melalui pengawasan  SingTel. Sehingga semua proses GCG dan risk management sudah dijalankan dengan baik. Apalagi Telkom sebagai BUMN dan perusahaan publik sangat menjunjung tinggi GCG dan risk management," terang Nailul.

Mengenai laporan keuangan yang dinilai beberapa pihak merugikan Telkom sebagai BUMN, Nailul melihat hal ini sebagai bentuk kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pasar modal dan metode akuntansi pencatatan. 

(BACA JUGA:Seorang Anggota Khilafatul Muslimin yang Diamankan Polisi di Bekasi Ternyata Ketua Yayasan Pesantren)

Yang dicatatkan Telkom di laporan keuangan, dinilai Nailul masih berupa potensial. Selama saham GoTo yang dipegang oleh Telkomsel masih belum dijual, belum bisa kita mengatakan untung atau rugi.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: