Ekonomi

Pasokan Ketat, Harga Minyak Dunia Kembali Melambung

fin.co.id - 14/06/2022, 08:45 WIB

Ilustrasi - Pergerakan harga minyak dunia

 

JAKARTA, FIN.CO.ID -- Harga minyak dunia bergerak naik dalam sesi perdagangan yang bergejolak, karena pasokan global yang ketat melampaui kekhawatiran bahwa permintaan akan tertekan oleh melonjaknya kasus Covid-19 di Beijing, hingga potensi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika.

Dikutip dari laporan Reuters, Senin 13 Juni 2022 atau Selasa 14 Juni 2022 dini hari WIB, harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 26 sen menjadi USD122,27 per barel.

(BACA JUGA: IHSG Berpeluang Balik Menguat, Simak Rekomendasi Analis Berikut)

(BACA JUGA:Kebijakan The Fed Bikin Investor Ketar-ketir, Harga Emas Melambung)

Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, bertambah 26 sen menjadi menetap di posisi USD120,93 per barel. 

Perdagangan bergejolak, dengan harga anjlok sekitar USD3 per barel di awal sesi.

Pasokan minyak terbatas dari OPEC dan sekutunya, tidak dapat sepenuhnya memenuhi peningkatan output yang dijanjikan karena minimnya kapasitas di banyak produsen. Belum lagi sanksi terhadap Rusia dan adanya gejolak di Libya yang juga ikut  memangkas output produksi.

Lonjakan harga minyak tahun ini didorong adanya invasi Rusia ke Ukraina pada Februari, yang mana hal itu menambah kekhawatiran terhadap pasokan. 

(BACA JUGA: Gibran 'Invasi' Paris Dengan 'Java In Paris', Mazdjo Pray: Anies Gak Ada Apa-apanya Dibanding Wali Kota Solo)

(BACA JUGA:Seorang Anggota Khilafatul Muslimin yang Diamankan Polisi di Bekasi Ternyata Ketua Yayasan Pesantren)

Terlebih kondisi saat ini, permintaan mulai pulih kembali usai penguncian atau lockdown akibat pandemi Covid-19 berakhir. 

Sebagaimana diketahui pada Maret lalu, harga minyak mentah Brent mencapai USD139, tertinggi sejak 2008. Pekan lalu, kedua  benchmark minyak yaitu Brent dan WTI naik lebih dari 1 persen.

"Kita berjuang dengan hilangnya (minyak) Rusia, jadi sekarang tambahkan tanda seru dengan situasi Libya," kata Robert Yawger, Direktur Mizuho.

Admin
Penulis
-->