Harga Emas 'Ngegas' Lagi, Ketidakpastian Global Jadi Penyebab Termasuk Inflasi AS yang Berpotensi 'Meroket'

Harga Emas 'Ngegas' Lagi, Ketidakpastian Global Jadi Penyebab Termasuk Inflasi AS yang Berpotensi 'Meroket'

Ilustrasi emas batangan internasional-Istimewa-

JAKARTA, FIN.CO.ID - Harga emas kembali meningkat dalam perdagangan yang volatile, sebagai imbas peningkatan kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi mendorong daya tarik emas sebagai salah satu instrumen investasi safe-haven. 

Adapun rilis data inflasi Amerika yang sebentar lagi bakal diumumkan, akan memandu  timeline kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Federal Reserve atau The Fed.

(BACA JUGA:IHSG Hari Ini Berpeluang Lanjut Menguat, SImak Deretan Saham Rekomendasi Analis)

(BACA JUGA:Harga Minyak Melejit ke Level Tertinggi 13 Pekan Terakhir, Siap-siap Harga BBM Bisa Naik)

Mengutip laporan Reuters di Bengaluru, Rabu 8 Juni 2022 atau Kamis 9 Juni 2022 dini hari WIB, harga emas di pasar spot sedikit lebih tinggi menjadi USD1.852,25 per ounce, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup naik 0,17 persen menjadi USD1.855,3 per ounce.

"Kami melihat mentalitas  push-pull  ini di pasar emas...Sekarang fokusnya adalah pada data IHK Jumat untuk melihat apakah inflasi sebenarnya mulai sedikit mundur atau terus berjalan lebih panas dari ekspektasi," kata David Meger, Direktur High Ridge Futures.

Emas menghadapi tantangan dari The Fed yang sekarang tampaknya berkomitmen untuk memerangi lonjakan inflasi, ujar  Meger.

Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, mengatakan tingkat inflasi tahunan saat ini sebesar 8 persen "tidak dapat diterima" bagi Amerika Serikat dan target inflasi 2 persen adalah "target yang tepat" bagi The Fed.

(BACA JUGA:Tertunduk Lesu Mengenakan Baju Tahanan, Begini Pengakuan MR Pimpinan Begal Sadis Di Bekasi)

(BACA JUGA:[Mitos Atau Fakta] 'Rep-repan' Saat Tidur Berarti Kita Sedang 'Ketindihan' Genderuwo)

Meskipun dilihat sebagai lindung nilai inflasi, emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga karena mendongkrak opportunity cost  memegang logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil.

Emas juga diuntungkan dari beberapa aliran  safe-haven  yang didorong oleh meningkatnya kekhawatiran pertumbuhan ekonomi di tengah memburuknya selera risiko, kata Edward Moya, analis OANDA.

Kenaikan emas kali ini terjadi meski imbal hasil US Treasury meningkat dan dolar yang relatif kuat.

Di sisi fisik, bagaimanapun, konsultan Metals Focus mengatakan permintaan emas akan turun tahun ini di tengah penjualan perhiasan dan investasi ritel yang lebih lemah di China karena penguncian Covid-19 dan perlambatan ekonomi.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: