Durian Low

Durian Low

Dahlan Iskan dan Datuk Low--

Yang kurang berani tembak langsung pada GoTo –setidaknya dibanding Agustinus yang tulisannya tentang GoTo beredar sangat luas itu.

Faktor terpenting masa depan saham BYAN tentu tetap di harga . Apakah tetap selangit seperti sekarang.

Memang ajaib bin anomali. Green energi dikobarkan di seantero dunia. 

Batu bara dimusuhi habis-habisan: "energi kotor, bikin polusi, membuat ozon bocor".

Tapi yang memakai terus bertambah. Harga batu bara pun belum pernah sampai setinggi aras seperti sekarang.

Akibat perang di Ukraina? Pun sejak sebelum Vladimir Putih menyerang tetangganya itu. Harga batu bara sudah naik. Lalu menjadi-jadi sampai ketika perang itu berlarut-larut.

Belum terlihat solusi cepatnya seperti apa. Perang di Ukraina pun memasuki hari ke 100, kemarin dulu. Masih lama kelihatannya. 

Hubungan buruk Tiongkok-Australia juga belum terlihat cahaya terang sedikit pun. Mendung justru kian tebal ketika Tiongkok semakin menguasai diplomasi di negara-negara Pasifik Selatan –terakhir, pekan lalu, Solomon. 

Australia –yang berarti Amerika– kini kalah total di Pasifik Selatan –yang secara tradisional menjadi sahabatnya.

Australia begitu geram pada Tiongkok. Tiongkok membalasnya: tidak mau lagi membeli batu bara Australia yang begitu istimewa. Sudah lebih setahun perang dingin itu. Belum juga terlihat fajarnya.

Atau menunggu langkah Presiden Joe Biden saja. Yang terpaksa akan bertemu Putra Mahkota Saudi Arabia, MbS –Mohamad BIN Salman. Dalam waktu dekat. Agar Saudi mau meningkatkan produksi minyak dan gasnya.

Perbuatan yang paling ''hina'' itu pun akan dilakukan Biden –bertemu MbS yang tahun lalu ia kenakan sanksi. Biden menganggap MbS sebagai dalang pembunuhan wartawan opini Washington Post Gamal Kashogi. Di Istanbul, Turki, dua tahun lalu.

Atau tiba-tiba Putin mencium laki Presiden Ukraina Zelenskyy. Demi harga energi –termasuk batu bara. Itu juga tidak mungkin.

Green energi ternyata belum bisa berbuat banyak. Sangat memprihatinkan. 

Tapi itu menyenangkan Adaro, KPC dan BYAN. Terutama pemegang saham mereka.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: