Banyak Sapi Terjangkit PMK, PKS: Pemerintah Harus Tanggung Jawab Kebijakan Impor Daging Sapi dan Kerbau

Banyak Sapi Terjangkit PMK, PKS: Pemerintah Harus Tanggung Jawab Kebijakan Impor Daging Sapi dan Kerbau

Sapi di Jambi yang mangsa harimau disaksikan langsung oleh pemiliknya. -antara-

JAKARTA, FIN.CO.ID - Ditemukannya ribuan sapi ternak di Jawa Timur dan Aceh yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) disesalkan Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan. 

Kata Johan, hal tersebut menunjukkan pemerintah telah gagal mengantisipasi masuknya penyakit yang diketahui membawa kerugian besar bagi dunia peternakan di tanah air.

(BACA JUGA:PKS: Berhenti Beri Ruang Pelaku LGBT, yang Jelas Melanggar Pancasila dan Konstitusi Jangan Diberi Ruang)

“Saya menilai pemerintah gagal melakukan deteksi dini PMK padahal ini merupakan penyakit hewan menular yang paling ditakuti di dunia karena kerugian ekonomi dan sosial yang ditimbulkannya sangat besar,” ujar Johan, Rabu, 11 Mei 2022.

Selanjutnya, Johan mendesak pemerintah untuk segera bertindak cepat dan tepat melakukan antisipasi meluasnya penyakit ini demi keamanan pangan nasional, apalagi sebentar lagi akan memasuki momentum Iduladha.

“Saya berharap pemerintah harus bertanggung jawab dengan adanya kebijakan impor daging sapi dan kerbau yang berasal dari negara-negara yang tidak bebas PMK, hal ini berakibat fatal bagi pertahanan PMK,” ujar Johan. 

Politisi PKS ini mendorong pemerintah untuk melakukan isolasi di daerah kabupaten/kota yang diidentifikasi sebagai sentra peternakan yang muncul tersangka PMK.

(BACA JUGA:Ratusan Sapi di Kabupaten Gresik Terserang Penyakit, Belasan Ekor Mati, Butuh Status Kejadian Luar Biasa)

Termasuk daerah yang berisiko tinggi seperti daerah yang menawarkan berbagai negara yang belum bebas PMK dan daerah pasokan penerima ternak ternak dari berbagai wilayah.

Johan menandaskan agar pemerintah lebih serius mewaspadai ancaman PMK ini karena berdampak luas secara sosial ekonomi terhadap pembangunan pembangunan di Indonesia.

“Saya mengingatkan bahwa wabah PMK ini bisa terjadi lebih cepat dari yang kita duga, situasi ini akan menyerang usaha rakyat sehingga upaya pengamanan maksimal terhadap usaha rakyat harus segera diprioritaskan,”bebernya.

Ia tidak ingin wabah PMK ini menjadi ancaman baru yang mengerikan akibat kebijakan yang salah dan kinerja yang lambat dari pemerintah.

(BACA JUGA:Harus Diisolasi, Belasan Ekor Sapi Terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku)

“Harus ada antisipasi yang sistematis dari wabah PMK ini sebagai ‘irbone desease’sehingga penanganannya memerlukan kecepatan dan ketepatan dalam bertindak,” cetus Johan.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: