JAKARTA, FIN.CO.ID - Ada alasan mengapa mereka yang menderita diabetes melitus (diabetes tipe 2), memiliki kecenderungan untuk terus menggerakan kakinya.
Kondisi yang dinamakan restless legs syndrome (RLS) atau sindrom kaki gelisah, menurut ahli, adalah salah satu kondisi yang dikaitkan dengan gangguan yang terjadi pada saraf.
Lantaran mengeluhkan rasa tidak nyaman di area kaki, menggerakan kaki dapat memberikan efek meredakan, bagi mereka yang terkena masalah pada saraf.
(BACA JUGA: Cara Mendapatkan Remisi Diabetes)
Ada pun jenis gangguan saraf yang dimaksud, adalah seperti neuropati diabetik, salah satu jenis kompilikasi dari diabetes.
Mereka yang terkena neuropati diabetik umumnya melaporkan rasa kesemutan, nyeri, ada juga yang kebas atau mati rasa.
Meski umumnya menyerang kaki, kondisi ini juga dapat terjadi di bagian lain tubuh penderita diabetes melitus.
Untuk memastikan keberadaan kondisi ini, pemeriksaan langsung oleh tenaga ahli, sangat dibutuhkan untuk diagnosa.
"Untuk memastikannya perlu pemeriksaan oleh dokter agar kondisi dapat dipastikan apakah benar karena gangguan saraf atau bukan," kata dr. Riska Larasati seperti dikutip FIN dari Alodokter.
Apa Itu Restless Legs Syndrome
RLS adalah kondisi di mana penderitanya merasakan sensasi menggelitik pada kaki, dan keinginan untuk selalu menggerakan kakinya, tujuannya seperti di sebut di atas.
Dikenal juga dengan nama penyakit Willis-Ekbom, RLS umumnya menunjukan kondisi memburuk ketika hari semakin malam.
Jika pada kasus ringan kondisi ini tidak membutuhkan perawatan medis, namun pada mereka yang kronis, ini menunjukan gejala dari kurangnya asupan zat besi yang diterima tubuh.
Gejala lain dari RLS adalah seperti sensasi berdenyut, terbakar atau gatal di bagian kaki, namun juga dapat terjadi pada tangan, dada atau wajah.
Pasien yang menderita RLS, menurut National Health Service (NHS), menggambarkan kondisi ini seperti ada air soda (gelembung-gelembung) yang mengalir di dalam darah.