Apa Benar Melihat Hantu Bikin Orang Jadi Demam? Ini Kata Dokter

Apa Benar Melihat Hantu Bikin Orang Jadi Demam? Ini Kata Dokter

Penampakan Hantu, Image oleh underworth dari Pixabay--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Badan demam setelah melihat hantu, itu adalah yang diungkap salah seorang penanya di forum Tanya Dokter, di salah satu situs telemedicine di Indonesia.

Yang menjadi pertanyannya, apa benar orang bisa demam ketika berhadapan dengan sesuatu yang mistis, contohnya hantu?

Bagaimana hal ini dilihat dari sisi kedokteran? Jawabnya tentu dapat dijabarkan secara medis.

Menurut Dr. Annes, "Dalam dunia medis tidak dikenal suatu penyakit yang disebabkan oleh hal mistis".

"Demam merupakan kondisi meningkatnya suhu tubuh di atas normal yaitu di atas 38 derajat Celsius," lanjut Dr. Annes.

Penyebabnya sendiri sangat beragam, mulai dari infeksi bakteri, virus, cuaca ekstrim juga dapat mempengaruhi suhu tubuh seseorang.

"Perlu diketahui juga pada kondisi penyakit tertentu, misalnya demam yang sangat tinggi, infeksi pada susunan saraf pusat, seseorang dapat mengalami Halusinasi,"  jelas Dr. Annes.

Hal inilah, lanjut dia, yang mungkin dikonotasikan masyarakat awam sebagai penampakan atau melihat sesuatu yang mistis.

"Halusinasi membuat orang mendengar, merasa, atau melihat sesuatu yang pada kenyataannya tidak ada,"  tambahnya.

Pada mereka dengan kasus yang seperti ini, kunjungan ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi, sangatlah dianjurkan.

Fenomena Ketindihan

Pernahkah Anda mengalami kelumpuhan saat terbangun dari tidur?

Disaat mata Anda terbuka dari tidur namun tubuh Anda seolah tak menuruti apa yang diperintahkan otak Anda?

Tidak hanya di Indonesia, di negara lain, "kelumpuhan tidur" tersebut suka dikait-kaitkan dengan kehadiran mahluk halus yang digambarkan menimpa badan atau mencekik leher anda.

Benarkah hal itu, atau hanya mitos belaka? Menurut ilmu kedokteran, kelumpuhan tidur adalah perasaan dimana seseorang merasa dalam keadaan terjaga namun tidak mampu menggerakan anggota tubuh.

Kondisi ini biasanya terjadi karena seseorang berada pada tahap antara bangun dan tidur. Dalam masa transisi tersebut, beberapa orang tidak mampu bergerak atau bahkan berbicara mulai hitungan detik hingga menit.

Pada situasi lain, seseorang yang mengalami kelumpuhan tidur terkadang merasakan tekanan atau merasa tercekik.

Dilansir dari WebMD, 4 dari 10 orang bisa saja mengalami kelumpuhan tidur. Keadaan tersebut biasanya ditemukan pada usia remaja, namun pria dan wanita dari segala umur bisa juga mengalaminya.

Bahkan, kondisi tersebut juga diturunkan melalui genetik.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: