Staf Menkeu Bilang Utang Negara Masih Aman, Politikus Demokrat: Propaganda dan Pembodohan Publik

Staf Menkeu Bilang Utang Negara Masih Aman, Politikus Demokrat: Propaganda dan Pembodohan Publik

Utang pemerintah pasca reformasi. -Twitter Prastowo Yustinus-

JAKARTA, FIN.CO.ID- Politiku Partai Demokrat Ardi Wirdamulia menanggapi pernyataan staf khusus Menteri Keuangan (Menkeu) Prastowo Yustinus yang menyebut utang pemerintah meskipun kini telah mencapai Rp7 ribu trilun namun angka itu masih aman. 

Ardi Wirdamulia menilai, ucapan Prastowo yang menyebut utang dengan angka sebesar itu masih aman, merupakan sebuah propaganda dan pembodohan publik.

"Ini bukan soal anti atau pro utang.  Tapi soal saya ngga suka  dengan pembodohan publik," kata Ardi Wirdamulia, di Twitter-nya @awemany, Jumat 8 April 2022. 

"Hal yang baik di sini adalah pengakuan terbuka utang pemerintah saat ini memang lebih dari 7000 T.  Banyak pendukung Jokowi ingin mengaburkan hal ini. Tapi mengatakan tingkat utang 40.17% itu AMAN karena di atas syarat 60% semata propaganda yang bahaya juga," sambungnya. 

(BACA JUGA:Stafsus Menkeu Bilang Utang Negara Alami Peningkatan di Era SBY, Demokrat: Perbandingan yang Tak Adil)

Ardi Wirdamulia menjelaskan, dalam UU, angka 60% itu tidak dikaitkan dengan rate bunga dan kemampuan menarik pajak. 

Dia bilang, yang terjadi di rezim ini, rasio utang ke PDB (Produk domesti bruto) meningkat, rate bunganya meningkat dan kemampuan menarik pajak turun. 

"Lalu kita disuruh merasa aman. WTF? Saya paling males dengan argumen model begini. Karena seandainya SUN-nya (surat utang-red) banyak dibeli asing, maka rezim ini akan bilang kita harus merasa aman karena asing saja percaya ama kita. Yang gini ini ngga ada kelarnya. Abaikan," kata Ardi. 

"Pembodohan yang nyata itu ya kek gini. Nganggep orang lain ngga bisa baca grafik. 2015--2016, turun. 2016 --2017, naik. 2017 -- 2018, naik. 2018 -- 2019, turun. Lalu menyimpulkan dari 2015--2019 trend nya turun?," tanya dia. 

(BACA JUGA:Utang Pemerintah Tembus Rp7 Ribu Triliun, Kemenkeu Klaim Masih Aman)

Dia berujar bahwa, membaca trend itu tidak cuma dilihat dari awal dan akhir saja. 

"2014 itu kita utang 233.2 T Begitu Jokowi berkuasa langsung melonjak ke 556.3 T. Lebih 2 kali lipat. 

Setelah itu turun, naik, naik lalu turun. Rata-rata dari 5 tahun itu 424.3.T  yang mana hampir 2 kali utang baru tahun 2014," paparnya.

Lebih lanjut, Ardi menilai, persentase defisit terhadap PDB sebenarnya irrelevant dan cenderung menyesatkan.  Karena defisit ini direncanakan pada tahun 2020 batas 3% itu dengan kesepakatan DPR diabaikan. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: