Wali Kota Galina

Wali Kota Galina

Logo Disway--Disway.id

Oleh Dahlan Iskan

AKHIRNYA Rusia sampai pada putusan ini: meroket kompleks militer Yavoriv.

Sebenarnya itu sangat riskan. Yavoriv terlalu dekat ke perbatasan dengan Polandia. Tidak sampai 10 Km dari negara anggota NATO itu. Meleset sedikit bisa menjadi penyebab perang dunia.

Apalagi jumlah roketnya sampai 30 moncong. Yang meledak hampir bersamaan. Akibatnya

sangat besar: lebih 30 orang tewas dan lebih 100 orang terluka.

Tapi sampai tadi malam, lebih 40 jam setelah peristiwa, belum saling membuka data: dari mana roket itu diluncurkan. Dari satu tempat atau dari banyak lokasi. Dan yang penting siapa dan dari mana saja yang tewas itu.

Sepertinya terlalu banyak rahasia di balik serangan ke Yavoriv ini. Barat tidak segera

mengumumkan: dari mana asal roket itu. Seolah ada aib di dalamnya: kok roket-roket tersebut tidak bisa ditepis ketika masih di udara.

Mestinya Rusia menembakkannya dari jarak jauh. Memang, sudah 18 hari Rusia menyerang Ukraina. Tapi, tentara Rusia baru menguasai wilayah timur, selatan dan utara. Belum ada pergerakan militer sama sekali di wilayah barat Ukraina.

Meski dari jauh, roket-roket itu mestinya, diluncurkan dari dalam negeri Ukraina. Dari arah timur. Berarti dari jarak sekitar 600-900 km. Sangat kecil kemungkinan roket-roket itu diluncurkan dari daratan Rusia: terlalu memancing ketegangan internasional.

Mengapa Yavoriv yang diserang, Rusia punya dalih khusus: Yavoriv bukan kompleks militer biasa. Intelijen Rusia mendeteksi di situlah berkumpul tentara asing yang berperang membela Ukraina.

Sebenarnya itu juga bukan rahasia lagi. Tentara Amerika, Kanada dan negara Barat lainnya memang ada di situ. Bukan baru sekarang. Secara legal. Mereka melatih tentara Ukraina.

Latihan itu berdasar perjanjian kerja sama antara NATO dan Ukraina. Berarti, meski belum

menjadi anggota NATO, Ukraina sudah menerima jasa NATO beberapa tahun terakhir.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: