Penemuan Baru! Ilmuwan Berhasil Rekam Aktivitas Otak Pria 87 Tahun yang Sedang Dalam Kondisi Sekarat

Penemuan Baru! Ilmuwan Berhasil Rekam Aktivitas Otak Pria 87 Tahun yang Sedang Dalam Kondisi Sekarat

Ilmuwan Sukses Rekam Isi Otak Pria 87 Tahun Saat Detik-detik Jelang Kematian-Ilustrasi-Pixabay

EEG adalah metode perekaman aktivitas listrik otak yang melibatkan elektroda yang ditempatkan di sepanjang kulit kepala.

"Kami mengukur 900 detik aktivitas otak di sekitar waktu kematian dan menetapkan fokus khusus untuk menyelidiki apa yang terjadi dalam 30 detik sebelum dan setelah jantung berhenti berdetak," kata Dr Zemmar, yang sekarang berbasis di University of Louisville, Kentucky, Amerika Serikat (AS).

(BACA JUGA:Produsen Tempe-Tahu Geruduk Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta)

(BACA JUGA:Daftar 8 'Bandar' Minyak Goreng RI Mencuat, Mustofa Nahra: Kok Gak Ada yang Cadaran?)

"Tepat sebelum dan setelah jantung berhenti bekerja, kami melihat perubahan pada pita osilasi saraf tertentu, yang disebut osilasi gamma, tetapi juga pada yang lain seperti osilasi delta, theta, alfa, dan beta." tambahnya.

Osilasi otak (lebih dikenal sebagai 'gelombang otak') adalah pola aktivitas otak berirama yang biasanya ada di otak manusia yang hidup.

Berbagai jenis osilasi, termasuk gamma, terlibat dalam fungsi kognitif tinggi, seperti berkonsentrasi, bermimpi, meditasi, pengambilan memori, pemrosesan informasi, dan persepsi sadar.

Hal tersebut tentu sama seperti yang terkait dengan kilas balik memori.

(BACA JUGA:Video Gus Nur Jualan Pembalut Wanita Beredar, Begini Gayanya saat Ngetes Barang: Lho Basah Kan!)

(BACA JUGA:Ratu Entok Minta Bantu Jokowi untuk Pindah Negara: Saya Sudah Malas Tinggal di Indonesia!)

"Melalui pembangkitan osilasi yang terlibat dalam pengambilan memori, otak mungkin memainkan ingatan terakhir dari peristiwa kehidupan penting sebelum kita mati, mirip dengan yang dilaporkan dalam pengalaman mendekati kematian," ucap Zemmar.

"Temuan ini menantang pemahaman kita tentang kapan tepatnya kehidupan berakhir dan menghasilkan pertanyaan penting berikutnya, seperti yang terkait dengan waktu donasi organ." ucapnya menambahkan.

Sementara penelitian ini adalah yang pertama dari jenisnya untuk mengukur aktivitas otak hidup selama proses kematian pada manusia, perubahan serupa dalam osilasi gamma sebelumnya telah diamati pada tikus yang dipelihara di lingkungan yang terkendali.

Ini berarti ada kemungkinan bahwa, selama kematian, otak mengatur dan menjalankan respons biologis yang dapat dipertahankan di seluruh spesies.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Risto Risa

Tentang Penulis

Sumber: