TANGERANG, FIN.CO.ID - Angka kekerasan perempuan dan anak di Kabupaten Tangerang, Banten pada awal 2022 tercatat sudah 21 kasus.
Sementara di tahun 2021 jumlahnya mencapai 154 kasus dan di tahun 2020 hanya 152 kekerasan.
Dari data yang tercatat di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Tangerang, kasus kekerasan didominasi oleh pelecehan seksual.
(BACA JUGA: Astaga! Ayah Perudapaksa Anak Kandung di Tangerang Ternyata Ketua RT)
"Kebanyakan itu pelecehan seksual, kasus ini paling mendominasi," kata Kepala DP3A Kabupaten Tangerang, Asep Jatnika, Kamis 18 Februari 2022.
Dari data yang ada, rata-rata korban pelecehan seksual ini berusia 6-18 tahun.
Ia menyebut, perbuatan asusila tersebut kebanyakan dilakukan oleh orang terdekat korban seperti paman, teman main, bapak tiri, dan orang tua kandung.
(BACA JUGA: Bejat! Ayah di Tangerang Paksa Setubuhi Anak Kandung Sampai Hamil 11 Minggu)
"Pelaku pasti orang terdekat, ada dua hal yang bisa mereka lakukan pertama dengan kekerasan kedua dengan rayuan," ucapnya.
"Makanya faktor pengawasan dari pihak keluarga sangatlah penting," sambungnya.
Untuk meminimalisir kasusnya, menurut dia, diperlukan kerja sama bukan hanya pemerintah dan masyarakat, tetapi juga pihak terkait seperti MUI, lembaga swasta, dan kepolisian.
"Makanya selain sosialisasi pada masyarakat, kita lakukan MoU juga dengan polres dan psikolog terkait trauma healing bagi korban," terangnya.
Ia juga mengungkapkan, kasus kekerasan pada perempuan maupun anak ibarat fenomena gunung es.
Di mana, jumlah kasus sebenarnya jauh lebih besar dari yang dilaporkan.
Pasalnya, masih banyak masyarakat yang enggan melaporkan kasus semacam ini karena dianggap sebagai aib.
