Harga Kedelai Melejit, Imbas Pasokan Amerika Selatan Terganggu Cuaca

Harga Kedelai Melejit, Imbas Pasokan Amerika Selatan Terganggu Cuaca

Ilustrasi Kedelai-Pexels-

JAKARTA, FIN.CO.ID - Kedelai berjangka Chicago melejit ke level tertinggi delapan bulan, Senin, didukung kekhawatiran atas kemungkinan berkurangnya pasokan dari panen Amerika Selatan yang rusak akibat cuaca.

Komoditas jagung juga menguat karena faktor kekeringan di Amerika Selatan, sementara gandum mengikuti bergerak lebih tinggi.

Pasar juga memposisikan diri menjelang proyeksi pasokan dan permintaan komoditas biji-bijian dan  oilseed  dunia dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), Rabu.

(BACA JUGA:Minyak Dunia Melemah, Namun Jenis Brent dan WTI Masih Diatas USD90 Per Barrel)

Harga kedelai Chicago Board of Trade untuk kontrak pengiriman Maret ditutup meningkat USD28,25 menjadi USD1.581,75 per bushel setelah menyentuh USD1.589,50 per bushel, level tertinggi sejak 8 Juni 2021, demikian laporan  Reuters,  di Chicago, Senin 7 Februari 2022 atau Selasa 8 Februari 2022 pagi WIB.

Jagung menguat USD14,75 menjadi USD635,25 per bushel, mencatat lonjakan 2,58 persen, kenaikan harian terbesar sejak 4 Januari.

Gandum CBOT bertambah USD5,50 menjadi USD768,75 per bushel.

(BACA JUGA:Minyak Dunia Melemah, Namun Jenis Brent dan WTI Masih Diatas USD90 Per Barrel)

"Kita masih memiliki kekhawatiran cuaca tentang Amerika Selatan, dan perkiraan mereka tampaknya tidak menjadi lebih baik untuk area yang perlu diperbaiki," kata Ted Seifried, Vice President Zaner Group.

Prakiraan cuaca menunjukkan kekeringan yang berkelanjutan di seluruh wilayah penghasil tanaman di Argentina dan Brasil selama dua pekan mendatang, memperkuat proyeksi penurunan panen baru-baru ini oleh sejumlah analis.

Laporan pasokan dan permintaan tanaman USDA minggu ini juga diprediksi menunjukkan pasokan biji-bijian dan  oilseed  yang lebih ketat dan tanaman yang lebih kecil di Brasil dan Argentina.

(BACA JUGA:Harga Emas Internasional 8 Februari 2022 Naik, Data Inflasi Amerika Jadi Penyebab)

Kekhawatiran cuaca di Amerika Selatan mendorong bisnis ekspor ke Amerika Serikat pada saat permintaan ekspor umumnya bergeser ke Brasil dan Argentina.

Eksportir swasta melaporkan penjualan 507.000 ton kedelai ke tujuan yang tidak diketahui, Senin pagi, kata USDA .

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugr

Tentang Penulis

Sumber: