IHSG Diramal Menguat Seminggu Kedepan, Ini Faktor Pemicunya

IHSG Diramal Menguat Seminggu Kedepan, Ini Faktor Pemicunya

Ilustrasi perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia-Isaak Ramdhani-FIN.CO.ID

JAKARTA, FIN.CO.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat sepanjang pekan ini, salah satu penyebabnya adalah ketegangan antara Rusia dan Ukraina yang menunjukkan tanda-tanda mulai mereda.

Hal itu diungkapkan Direktur Equator Swarna Investama, Hans Kwee, melalui sambungan telepon, Minggu, 30 Januari 2022. 

Hans mengatakan, IHSG berpeluang konsolidasi menguat dengan support di level 6.603-6.549 dan resistance di level 6.712-6.738 selama sepekan kedepan.

(BACA JUGA:Harga Emas Antam, 28 Januari 2022: Turun Rp8.000 per Gram)

Menurut Hans, ketegangan antara Rusia dan Ukraina mulai mereda. "Ini bisa menjadi sentimen positif bagi aset berisiko yang membuat IHSG berpeluang menguat," kata Hans.

Rusia pada Jumat 28 Januari 2022 mengirimkan sinyal bahwa mereka bersedia untuk terlibat dengan proposal keamanan Amerika Serikat. Rusia menegaskan kembali tidak menginginkan perang dengan Ukraina.

"Jika itu tergantung pada Rusia, tidak akan ada perang. Kami tidak menginginkan perang. Tetapi kami juga tidak akan membiarkan kepentingan kami diinjak-injak secara kasar dan diabaikan," ujar Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov kepada stasiun radio Rusia.

(BACA JUGA:Persiapkan Talenta Digital Indonesia, Leap-Telkom Digital Luncurkan Program Beasiswa Pijar Camp)

Rusia mengerahkan puluhan ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina, dan mendesak permintaan untuk mengatur ulang pengaturan keamanan pasca-Perang Dingin di Eropa. Amerika dan sekutunya memperingatkan Rusia akan menghadapi sanksi ekonomi jika menyerang Ukraina.

Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyerukan Rusia mengambil langkah konkret untuk meredakan ketegangan yang melibatkan kedua negara. Dia pun menyatakan kesiapannya terlibat dalam dialog.

Zelensky mengatakan, jika Rusia memiliki masalah dengan Ukraina, pertemuan dan dialog diperlukan untuk membahasnya. Bukan dengan sepihak memboyong pasukan ke perbatasan dan melakukan intimidasi terhadap warga sipil.

(BACA JUGA:Jaga Stabilitas Ekonomi Daerah, Menko Airlangga Pastikan Pemerintah Siap Topang UMKM )

"Saya bersedia bertemu dan saya tidak takut format apapun. Format bilateral...saya siap untuk format apapun," ujarnya.

Faktor kedua, tutur Hans, adalah pertumbuhan ekonomi AS mencapai 5,7% pada 2021. Departemen Perdagangan mencatat, ini merupakan kenaikan tercepat sejak 1984. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugr

Tentang Penulis

Sumber: