Tangis Selimuti Kedatangan Jenazah Qassem Soleimani
DUBAI - Jenazah komandan militer Iran Qassem Soleimani, yang terbunuh di Irak akibat serangan militer AS, dipulangkan ke Iran pada Minggu (5/1) waktu setempat. Kantor berita resmi IRIB melaporkan Jasad Soleimani diterbangkan ke Kota Ahvaz di Iran barat daya dengan pengawalan ketat. IRIB mengunggah klip video dari peti jenazah, yang dibungkus dengan bendera Iran, sedang diturunkan dari pesawat dan diiringi band militer. Ribuan pelayat berpakaian hitam berbaris melalui Ahvaz, dalam cuplikan langsung yang ditayangkan di stasiun televisi pemerintah. Soleimani, perancang operasi klandestin dan militer Teheran di luar negeri sebagai kepala Pasukan Quds Pengawal Revolusi, tewas pada Jumat (3/1) dalam serangan pesawat tak berawak milik AS pada konvoinya di bandara Baghdad. Sementara banyak warga Iran berdemonstrasi dalam beberapa hari terakhir untuk menunjukkan kesedihan atas kematian Soleimani, yang lain khawatir kematiannya akan mendorong negara itu untuk berperang dengan negara adidaya. Soleimani dianggap sebagai tokoh terkuat kedua di negara itu setelah Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. Sementara itu, ratusan warga Palestina di Jalur Gaza berkabung atas kematian komandan Penjaga Revolusi Iran Qassem Soleimani. Para pemimpin kelompok Hamas, yang menguasai Gaza, dan faksi Jihad Islam Palestina, yang keduanya didukung oleh Iran, berbaur dengan para pelayat di sebuah tenda yang didirikan untuk menghormati Soleimani di jantung Kota Gaza. Bendera Amerika Serikat dan Israel diletakkan di tanah agar pengunjung dapat menginjaknya saat mereka masuk ke dalam tenda dan melewati mural Soleimani. Bendera itu pun lantas dibakar. ”Kami setia kepada mereka yang mendukung perlawanan dan bersama Palestina, dan kami meminta pemerintah AS dan pendudukan Zionis bertanggung jawab penuh atas konsekuensi kejahatan menyedihkan ini," kata pejabat Hamas, Islamil Radwan. Soleimani merupakan komandan Pengawal Revolusi Iran di luar negeri. Sebagai kepala Pasukan Quds, jenderal berusia 62 tahun itu menjadi ahli strategi dalam upaya menyebarkan pengaruh Iran di Timur Tengah melalui milisi proksi, beberapa di antaranya kini beroperasi di ambang pintu Israel, musuh bebuyutannya. Melihat ketegangan yang terjadi Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas berjanji akan mengupayakan pembicaraan langsung dengan Iran guna meredakan ketegangan pascaserangan udara Amerika Serikat yang menewaskan Qassem Soleimani. ”Dalam beberapa hari ke depan, kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk menetralkan peningkatan situasi lebih lanjut di PBB, Uni Eropa dan dalam dialog dengan mitra kami di kawasan tersebut, termasuk dalam pembicaraan dengan Iran,” kata Maas kepada surat kabar Bild am Sonntag, Minggu (5/1). Seperti dilansir, Maas berkoordinasi erat dengan mitranya dari Inggris dan Prancis, kepala urusan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell serta dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. Kendati situasi di kawasan memanas, Maas mengaku pihaknya ingin melanjutkan pengerahan sekitar 120 tentara Jerman di Irak di bawah Operation Inherent Resolve pimpinan AS. ”Pertempuran melawan ISIS menjadi kepentingan Jerman dan akan terus seperti itu, dan Bundeswehr memberikan pelatihan penting untuk tujuan ini di lapangan,” kata Maas kepada media tersebut. Amerika Serikat beserta sekutunya menunda pelatihan pasukan Irak lantaran peningkatan ancaman yang mereka hadapi pascaserangan udara AS di Baghdad pada Jumat, menurut militer Jerman melalui surat yang dilihat oleh Reuters. Maas menyebutkan situasi di kawasan menjadi lebih tidak stabil, tetapi hingga sejauh ini tidak ada ancaman nyata bagi Jerman dalam hal perjalanan. Sementara Israel, secara terang-teangan membela operasi AS tesebut. (ful/fin)
DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News
Sumber: