10.716 Orang, Berebut 335 Formasi

10.716 Orang, Berebut 335 Formasi

KOTA TANGERANG - Tes seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kota Tangerang dimulai, kemarin Kamis (20/2). Sebanyak 10.716 orang akan mengikuti tes. Namun, hanya 335 orang dengan nilai terbaik yang bakal diterima sebagai CPNS Kota Tangerang. Tes yang dilalui dua tahap. Tahap pertama, tes Seleksi Kemampuan Dasar (SKD) dan tes Seleksi Kemampuan Bidang (SKB). Pada tes SKD, peserta wajib memperoleh nilai batas ambang (passing grade). Jika lolos passing grade, baru bisa melaju ke tes SKB. Tes SKD kemarin digelar di Puspem Kota Tangerang. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang Herman Sumawan mengatakan, tes dijaga dengan ketat. Semua peserta diperiksa oleh petugas Satpol PP dan juga petugas dari Badan Kepegawaian Negara (BKN). Tidak boleh membawa benda apa pun di dalam ruang tes. Peserta hanya boleh membawa KTP dan kartu tes. "Hari pertama ini dibagi menjadi 4 sesi. Sebelum masuk ruang tes, semua peserta diperiksa. Karena, tidak boleh membawa barang, selain alat tulis dan kartu peserta," ujarnya kepada Tangerang Ekspres. Sementara itu, Kepala Kanreg III BKN Imas Sukamriah menjelaskan, tes CPNS di Kota Tangerang dipastikan tidak akan ada yang melakukan kecurangan. Karena semua dijaga dengan ketat. Jadi tidak ada peserta yang bisa berbuat curang. "Pemeriksaan kita lakukan secara detail. Mulai dari kartu peserta hingga KTP kita periksa. Kita juga melakukan pencocokan foto yang tertera di kartu ujian dengan KTP para peserta," paparnya. Ia mengaskan, di Kota Tangerang tidak ada yang menggunakan joki ataupun menggunakan jimat. "Di Jawa Barat dan Banten di 23 titik lokasi ada yang menggunakan jimat dan joki. Alhamdulillah di Kota Tangerang tidak ada joki dan menggunakan jimat. Karena semua kita lakukan pengecekan dengan detail,"ungkapnya. Imas menambahkan, di tes CPNS yang digelar seluruh Indonesia juga dibuka untuk penyandang disabilitas. Sudah ketentuan dari pusat, nantinya akan ada peraturan khusus bagi penyandang disabilitas yang mengikuti tes kompetisi dasar. "Untuk disabilitas itu tentu ada ruang sendiri. Untuk yang disabilitas itu ada perlakuan khusus. Pertama waktunya, kalau umum 90 menit tapi disabilitas adalah 120 menit,"katanya. Untuk teknis pengerjaan soalnya, kata Imas, nanti penyandang tuna netra akan diberikan sebuah aplikasi yang sudah diuji langsung oleh Kementerian Sosial. "Tahun ini kita ada aplikasi yang sudah diuji coba oleh Kemensos terkait penggunaan handphone, jadi sistem ini akan membacakan. Kemudian nanti peserta tes tuna netra akan menyebutkan jawaban dan kemudian di komputer kita sediakan huruf braile," tutupnya. (ran)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: