3.565 Jiwa Mengungsi Akibat Banjir Jakarta, Tiga Tewas

3.565 Jiwa Mengungsi Akibat Banjir Jakarta, Tiga Tewas

JAKARTA - Tidak hanya lumpuh dari sisi jalur transportasi, banjir yang menerjang Jakarta juga meninggalkan tangis. Tiga orang dilaporkan tewas dalam tragedi yang menerjang Ibu Kota Negara itu. Sementara, hingga pukul 19.30 WIB total pengungsi sebanyak 973 Kepala Keluarga (KK) atau 3.565 jiwa yang berada di 40 lokasi pengungsian. Kondisi ini pun mengakibatkan 150 sekolah diliburkan. Korban pertama bernama Rahmat. Ia tewas dalam kecelakaan tunggal akibat jalan berlubang yang tertutup banjir di Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Selasa (25/2). Awalnya ia berupaya menerobos jalan yang masih terendam banjir dengan sepeda motornya sekitar pukul 08.45 WIB. ”Tidak jauh, persisnya di Jalan Majapahit arah ke Harmoni,” tutur Kasubdit Bin Gakkum Polda Metero Jaya Kompol Fahri Siregar. Saat melewati jalan yang tergenang banjir, motor yang dikendarainya tak dapat dikendalikan saat menghantam lubang terutup genangan air. Akibatnya, motor terguling. Sementara, korban terjatuh dan kepalanya terbentur trotoar. Jasad korban pun telah dievakusi dan dibawa menuju ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Sementara itu dua orang warga lainya warga Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Arie Ardian membenarkan hal tersebut. ”Satu orang korban diidentifikasi warga RW 04 Cipinang Melayu. Warga meninggal akibat tersengat arus listrik. Satunya lagi warga RT 03, saya belum cek keseluruhan identitasnya,” ujar Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Arie Ardian. Pihaknya terus menyiagakan ratusan personel gabungan untuk membantu proses evakuasi warga menggunakan perahu karet. ”Untuk petugas gabungan dari Polres ada 2 SSK, Polairud PMJ 1 SSK, ditambah personel TNI dan Damkar,” ungkapnya. Terpisah, Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Irmansyah mengatakan saat ini terus memfokuskan pengiriman makanan ke lokasi- lokasi yang menjadi tempat pengungsian korban banjir akibat hujan sejak Senin (24/2) malam. ”Kita fokus penyiapan makan, nanti baru saya infokan lagi,” kata Irmansyah. Irmansyah menyebutkan beberapa titik pengungsian seperti di Universitas Borobudur, di masjid- masjid sekitar kelurahan Makassar, dan juga beberapa fasilitas sekolah. Meski menyebutkan beberapa titik pengungsian, Irmansyah belum menyebutkan secara pasti jumlah titik pengungsian yang saat ini ada. ”Kita belum monitor persisnya saya belum tau di mana. Kemarin kan juga ada di utara. Nanti saya sampaikan data persisnya,” kata Irmansyah. Meski demikian, data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta hingga pukul 12.00 WIB mencatat ada 40 titik evakuasi yang dibangun di fasilitas- fasilitas umum di Provinsi DKI Jakarta. ”Total Pengungsi sebanyak 973 KK, 3.565 jiwa yang berada di 40 lokasi pengungsian itu,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta M Insaf dalam keterangan tertulisnya. Hingga saat ini, BPBD DKI mengatakan banjir yang kembali melanda Jakarta berasal dari curah hujan yang tinggi hingga ekstrim dengan ukuran sebesar 278 mm/ hari. Gubernur Jakarta Anies Baswedan mengatakan, sejak dini hari petugas bekerja di lapangan, membantu evakuasi terdapak. ”Kita bangun pos pengungsian, dan pasokan kebutuhan pokok, di semua tempat. Saat ini jumlah RW yang terdampak di atas 200 RW yang terdampak, bagi masyarak yang membutuhkan kontak kami di 112 atau datang kelurahan terdekat, kita respon kebutuhan warga,” tuturnya kepada wartawan. Dikatakan Anies, curah hujan makin deras terjadi sejak pukul Pukul 05.50 WIB. ”Tadi pagi menjelang pukul 06.00 pagi puncaknya di siaga 1 saat ini sudah turun di siaga 2. Kalau Anda lihat, di sini airnya tidak banyak sampah. Artinya itu air lokal. Dan air lokal tidak bergolak, jumlahnya memang cukup besar. Bukan kiriman,” kata dia. Ketika ditanya, dari tahun baru sampai sekarang tercatata sudah lima kali banjir, Anies menjawab saaat ini konsentrasi pada penanganan. ”Ramalan BMKG sampai Maret, cuaca cukup ekstreem. Sekarang kita konsentrasi ke sana,” imbuhnya. ”Jangankan mau lewat jalan, nyari nafkah saja susah kalau begini,” terang Sanusi warga Karet, Tengsin, Jakarta Pusat. Senada disampaikan, Sanusi. Pria yang bisa menjajakan jasa ojek di kawasan Palmerah, mengeluh dengan kondisi yang ada. ”Dari pagi bang. Kaga bisa lewat. Order juga sepi. Orang mikirin banjir semua. Tahu nih kapan banjirnye selesai,” tuturnya. Hujan yang terjadi sejak Selasa dini hari mengakibatkan beberapa kawasan di Jakarta kembali mengalami banjir sehingga menghambat aktivitas normal yang dilakukan oleh warga. Selain menganggu kegiatan belajar mengajar, banjir juga mengakibatkan terhentinya layanan transportasi umum dan aliran listrik. Terpisah, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo angkat bicara terkait kondisi banjir yang menerpa Jakarta. Ia menyebut ada beberapa faktor menjadi pentebab, di antaranya pengambilan air tanah secara berlebihan menjadi salah satu faktor pemicu banjir. ”Pengambilan air tanah yang cukup banyak berimbas pada penurunan permukaan daratan di Jakarta sehingga menjadi salah satu penyebab banjir,” kata dia di Jakarta. Pola perilaku masyarakat berpengaruh besar terhadap kondisi sungai-sungai tercemar itu. Meskipun sudah banyak komunitas yang bergerak membersihkan, namun sampah tetap saja kembali dibuang ke sungai. ”Setelah dibersihkan ada yang kembali membuang ke sungai. Akibatnya sampah itu menutupi aliran sungai dan ketika musim hujan seperti sekarang menjadi pemicu banjir,” ujar dia. Untuk mengatasi itu, Doni menyarankan agar pihak-pihak terkait memberdayakan lebih banyak lagi mesin pompa sehingga air tersebut bisa dialirkan ke laut. “Ketika tidak ada tanaman sama sekali dan curah hujan tinggi maka langsung menerpa tanah dan akibatnya tidak ada resapan,” ujarnya. (ful/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: