Teror Gajah di Muratara

Teror Gajah di Muratara

MURATARA - Setelah melakukan investigasi mengenai teror gajah masuk perkebunan warga di Kecamatan Rawas Ilir, Muratara. Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) simpulkan, gajah itu merupakan satwa yang tersesat dari komunitas. Wahyu tim BKSDA Lahat beserta sejumlah Polisi Hutan BKSDA turun gunung untuk mengatasi konflik antara warga dan gajah liar yang merusak perkebunan warga. Setelah beberapa lama melakukan penelusuran, mereka menyimpulkan gajah itu bukan asli berhabitat di wilayah Muratara.

BACA JUGA: Bawaslu Temukan 237 Pelanggaran, ASN Jangan Takut Netral

"Mungkin gajah itu berasal dari wilayah Jambi, kami datang ke sini untuk mengamankan gajah dan meminta pemerintah daerah juga mengamankan masyarakatnya jangan sampai memburu gajah," katanya, kemarin (9/3). Dia mengaku ada dua komunitas habitat gajah yang berdekatan dengan wilayah Muratara. Yang pertama di wilayah Pali namun mereka tidak menemukan adanya gajah yang hilang. Dan yang ke dua di areal hutan benakat Provinsi Jambi. Untuk mengatasi masalah ini, BKSDA mempunyai dua solusi. Diantaranya melakukan prnggiringan menggunakan gajah jinak, dan yang ke dua melakukan evakuasi dengan cara menembak dengan bius. "Dua cara ini akan kita lakukan, untuk saat ini kita masih melakukan penggiringan lokal. Karena cukup beresiko jika gajah di giring dengan jarak 100 KM mereka bisa mengamuk," ucapnya. Dia menuturkan, masih melakukan komunikasi dengan tim di Provinsi jambi untuk melacak komunitas gajah yang hilang. "Gajah hidupnya berkelompok jadi kita cari dulu komunitasnya, Gajah mana yang hilang. Kita akan melakukan penggiringan dulu, kalau tidak bisa baru gunakan cara evakuasi. Jarak Muratara dengan jambi itu sekitar 60 KM," ucapnya. Sementara itu, Rusmin Polhut BKSDA mengungkapkan mereka sudah melakukan koordinasi dengan Penerintah Daerah, pihak kecamatan dan pemerintah Desa. Mereka berharap agar warga tidak melakukan pembururuan. "kita sudah sosialisasikan ke masyarakat, kalau ada gajah muncul di usir dengan bunyi bunyian saja. Karena gajah takut dengan suara suara keras," ungkapnya. Untuk melakukan penggiringan gajah, mereka setidaknya membutuhkan waktu dua hingga tiga hari. Karena kemampuan jelajah gajah hanya sanggup 20 KM/hari. "kita akan datangkan gajah jinak dan pawangnya, untuk mrnggiring gajah itu dari Muratara kembali kekomunitanya," tutupnya.(cj13)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: