Satgas Pangan Polri Pastikan Stok Bahan Pokok Aman

Satgas Pangan Polri Pastikan Stok Bahan Pokok Aman

JAKARTA - Wabah virus Corona disebut membuat sejumlah konsumen melakukan belanja panik. Tak cuma pedagang, oknum distributor bahan pokok pun disebut ikut bermain. Hal itu diungkapkan Kepala Bareskrim Polri Komjen Sigit Listyo Prabowo saat meninjau Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (18/3). Sigit mengungkapkan, belakangan pihaknya menemukan sejumlah harga bahan pokok naik di pasaran. Sedikitnya ada empat bahan pokok yang terpantau naik, yakni beras, gula, minyak goreng, dan mie instan. "Kemarin kita sidak di Lampung, kita dapati mereka memiliki stok (gula) besar sekali, kurang lebih antara 75.000 sampai 100.000 ton, dan itu tidak terdata di kita," kata Sigit. Ia pun meminta distributor tersebut segera menyalurkan bahan pokok tersebut ke Jakarta. Seperti diketahui, harga gula sempat mencapai Rp 17.000-Rp 18.000 per kilogram di pasaran Jakarta. Itu lebih tinggi Rp 5.000-Rp 6.000 dibanding Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah Rp 12.500. Polri melalui Satgas pangan bergerak cepat mencari tahu persoalan tersebut. Hasilnya didapati, selain karena penimbunan, kenaikan gula juga dipengaruhi fenomena "panic buying'. Kepala Satgas Pangan Polri Brigjen Daniel Tahi Monang mengaku telah mengimbau sejumlah peritel untuk membatasi penjualan beberapa kebutuhan pokok tersebut. Sesuai surat bernomor B/1872/III/Res.2.1/2020/Bareskrim tertanggal 16 Maret 2020, masyarakat dibatasi membeli beras maksimal 10 kilogram, gula maksimal dua kilogram, minyak goreng maksimal empat liter, dan mie instan maksimal dua dus. Dijelaskan Monang, surat pembatasan tersebut dikeluarkan Satgas Pangan atas permintaan para pengusaha ritel yang melihat adanya pembelian keempat bahan pokok dalam jumlah tak biasa. Senada diungkapkan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto. Dia mengatakan ketersediaan bahan pokok akan mencukupi kebutuhan masyarakat hingga Lebaran 2020. Meski demikian, diakuinya ketersediaan sejumlah komoditas yakni gula pasir, bawang putih, dan bawang bombay harus menjadi perhatian. "Secara umum kondisi pasokan barang kebutuhan pokok untuk masyarakat cukup hingga Puasa dan Lebaran 2020. Namun demikian, untuk gula, bawang putih dan bawang bombay menjadi perhatian khusus karena stoknya terbatas," katanya. Disampaikannya, harga kebutuhan pokok hingga 17 Maret 2020 tercatat relatif stabil, kecuali gula pasir yang terjadi kenaikan 20 persen menjadi Rp16.000-Rp17.000 per kilogram atau lebih tinggi 36 persen dari HET. Sedangkan, harga rata-rata nasional bawang putih saat ini sudah mengalami penurunan dari bulan lalu. Namun, masih tinggi, yaitu sekitar Rp42.000 per kg. "Kemudian, harga bawang bombay juga terbilang tidak normal, yakni kenaikannya melebihi 100 persen," ujarnya. Untuk beras medium, Mendag mengatakan harganya masih relatif stabil, hanya terjadi kenaikan sebesar 0,26 persen dibandingkan bulan lalu. Menurutnya, ketersediaan beras di Perum Badan Usaha Logistik (Bulog) masih mencukupi, dan Kemendag telah menugaskan Bulog untuk memenuhi ketersediaan pasokan beras dan stabilisasi harga untuk beras medium yang akan dilaksanakan sepanjang 2020. "Penyaluran ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) beras medium dapat dilakukan melalui distributor besar, atau mitra Bulog, serta ritel modern yang merupakan anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo)," ujar Mendag. Presiden Direktur PT Food Station Tjipinang Jaya, Arief Adi Prasetyo juga memastikan stok beras di atas ambang aman. Dia merinci, saat ini tersedia 6.000 ton beras di gudang perusahaan plat merah tersebut. Persediaan itu ditambah dengan stok Pasar Induk Cipinang sejumlah 30.000 ton beras. "Di bulog 1,6 juta ton itu confirm sampe dua bulan, di divre Jakarta Banten ada 332.000 Ton Sangat cukup," tambah Arief. (irf/gw/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: