Jawab Kritikan Soal Hagia Shopia, Erdogan Singgung Islamofobia

Jawab Kritikan Soal Hagia Shopia, Erdogan Singgung Islamofobia

JAKARTA- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menjawab kritik dan kecaman dari pihak Kristen dunia atas di ubahnya museum Hagia Shopia menjadi Masjid. Erdogan menyebut keputusan Hagia Sophia menjadi masjid itu mewakili keinginan negaranya untuk menggunakan hak kedaulatan "Mereka tidak mengambil langkah melawan islamofobia di negara mereka sendiri ... menyerang kehendak Turki untuk menggunakan hak-hak kedaulatannya," kata Erdogan saat upacara yang ia hadiri melalui konferensi video. Dilansir AFP, pengumuman Erdogan mengubah Hagia Shopia sebagai Masjid, disampaikan setelah Majelis Negara Turki mengumumkan membatalkan keputusan kabinet pada 1934 dan kembali memfungsikan Hagia Sophia menjadi masjid. Sidang digelar pada 2 Juli lalu bersama Asosiasi Perlindungan Monumen Bersejarah dan Lingkungan Turki. Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengaku kecewa dengan keputusan umengubah monumen era Bizantium itu menjadi masjid. AS pun mendesak akses yang sama bagi semua pengunjung. "Kami kecewa dengan keputusan pemerintah Turki untuk mengubah status Hagia Sophia," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Morgan Ortagus seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (11/7). Kami memahami bahwa pemerintah Turki tetap berkomitmen untuk mempertahankan akses ke Hagia Sophia untuk semua pengunjung, dan berharap untuk mendengar rencananya untuk melanjutkan pengelolaan Hagia Sophia untuk memastikannya tetap dapat diakses tanpa hambatan untuk semua," imbuhnya. Selain AS, kritikan juga datang dari Yunani. Pihak Yunani yang menyebut keputusan tersebut 'provokasi terbuka bagi seluruh dunia beradab'. "Nasionalisme yang diperlihatkan oleh Presiden (Turki) (Recep Tayyip) Erdogan ... membawa negaranya mundur enam abad," cetus Menteri Kebudayaan Yunani, Lina Mendoni. Sementara itu, pemimpin Gereja Kristen Ortodoks Timur di Istanbul, Patriarki Bartholomew I, mengatakan bahwa pengubahan status Hagia Sophia menjadi masjid bisa memicu pertikaian antarpemeluk agama. Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, Patriarki Kirill, meminta supaya status Hagia Sophia dikembalikan seperti semula supaya menjadi lokasi yang netral. Kirill mengatakan Hagia Sophia adalah tempat suci bagi penganut Kristen Ortodoks. “Penduduk Rusia mayoritas pemeluk Kristen Ortodoks, maka dari itu apa yang terjadi dengan Hagia Sophia akan menyakiti penduduk Rusia,” kata Kirill, seperti dilansir Associated Press. Bangunan bersejarah ini mempunyai masa yang panjang. Awalnya bangunan ini merupakan bekas arsitek kekaisaran Bizantium. Kemudian diubah sebagai sebuah gereja di antara tahun 532-537 atas perintah Kaisar Rowami Timur Yustinianus I. Kemudian Pada 1453 M, Konstantinopel ditaklukan Sultan Mehmed II, (Turki Utsmani). Sultan kemudian memerintahkan pengubahan gereja utama Kristen Ortodoks itu menjadi Masjid. Dikenal sebagai Aya Sofya dalam ejaan Turki, atau yang sekang dikenal Hagia Shopia. Waktu berputar, pemerintah Turki di bawah kepemimpinan Presiden Mustafa Kemal yang beraliran nasionalis sekuler, memutuskan menutup Masjid itu dan dijadikan sebagai museum. Hingga kemudian di era Erdogan, kembali diubah menjadi Masjid. (dal/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: