Fakultas Kedokteran Bakal Dibuka di Daerah

Fakultas Kedokteran Bakal Dibuka di Daerah

JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah merencanakan membentuk tim kajian untuk pembukaan Fakultas Kedokteran (FK) di sejumlah perguruan tinggi. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Nizam mengatakan bahwa Kemendikbud membuka sejumlah fakultas kedokteran di daerah yang membutuhkan, untuk menunjang pembangunan bidang kesehatan di wilayahnya. "Kemendikbud akan memberi prioritas pembukaan FK di daerah tersebut, mulai dari daerah yang sangat membutuhkan. Jadi, jangan semua di Jakarta atau Yogyakarta," kata Nizam di Jakarta, Rabu (26/8) Dalam rencana pembukaan Fakultas Kedokteran ini, kata Nizam, jangan hanya berfokus kepada perguruan tinggi di kota-kota besar yang memiliki fakultas kedokteran.

BACA JUGA: Aguero Hapus Nomor 10 dari Instagram, Sinyal Messi ke Manchester City Makin Kuat

"Hrapannya agar lulusan kedokteran yang berkualitas dapat tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sekarang ini, beberapa provinsi ada yang tidak punya FK, seperti Sulawesi, Kalimantan, ini kan harus kita prioritaskan dulu," tuturnya. Menurut Nizam, dengan persebaran yang merata dapat meningkatkan kualitas kesehatan di Indonesia. Dengan begitu, cita-cita Indonesia Sehat juga dapat terwujud. "Kita harapkan kebutuhan tenaga kesehatan di Indonesia minimal untuk 10 tahun ke depan bisa terwujud," ujarnya. Selain itu, Nizam menegaskan agar perguruan tinggi tak sembarangan mengajukan usulan pembukaan Fakultas Kedokteran. Apalagi, tujuannya sekadar cari untung. "FK dikenal sebagai bidang ilmu yang bisa menyerap biaya besar dari mahasiswa. Peluang pemasukan besar ini seolah dianggap untuk cari keuntungan," tegasnya. Menurut Nizam, hal terpenting dalam pembukaan FK, kampus harus bisa menjamin kualitasnya. Pihaknya pun akan menimbang banyak hal terhadap kampus yang mengusulkan membuka FK.

BACA JUGA: Infografis: Kematian dan Kesembuhan Covid-19 di Kota dan Kabupaten

"Namun ini bukan hanya sekadar membuka fakultas saja. Harus ada sarana prasarana yang lengkap, ini perlu Rumah Sakit Pendidikan juga yang spesifik, perlu dokter spesialis, perlu dokter untuk melakukan pendidikan, semua tidak sederhana," tuturnya. Untuk itu, Nizam mengingatkan perguruan tinggi yang baru ingin membuka FK. Menurutnya, pembukaan FK harus dengan pertimbangan yang cukup matang. Pasalnya, banyak sarjana dari fakultas kedokteran tak bisa lulus uji kompetensi profesi. "Setidaknya, saat ini Kemendikbud mencatat sekitar delapan ribu sarjana kedokteran belum lulus uji kompetensi," ujarnya. Menyambut rencana Kemendikbud tersebut, para pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) mieminta diberi kemudahan dalam membuka fakultas umum seperti fakultas kedokteran.

BACA JUGA: Megawati: Masa Saya dan Jokowi Dituduh PKI, Nalarnya di Mana

"Bapak ibu sekalian mungkin mohon memfasilitasi kami adanya kemudahan dan keleluasan bagi kami UIN yang belum ada fakultas-fakultas umum seperti fakultas kedokteran," kata Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh Warul Walidin. Menurut Walidin, adanya Fakultas Kedokteran di PTKIN diharapkan mampu membekali mahasiswa dengan kemampuan sains, farmasi, dan kedokteran modern. Selain itu, PTKIN juga diharapkan mampu menciptakan tenaga kedokteran yang profesional serta berkemampuan bahasa asing. "Sehingga mereka bisa kita arahkan sebagai tenaga-tenaga profesional ke negara Timur Tengah dan negara lain dengan bekal bahasa arab dan juga bekal islami yang kita kembangkan, yang kita wujudkan nanti," ujarnya. Rektor UIN Alauddin Makassar, Hamdan Juhannis menambahkan, tingginya pendaftar di UIN Alauddin Makassar karena adanya prodi kedokteran. "Faktornya salah satunya adanya fakultas kedokteran, satu dari dua yang mengoperasikan kedokteran di lingkup PTKIN, salah satunya UIN Jakarta," katanya. Menurut Hamdan, fakultas kedokteran ke depan harus bisa lebih eksis dan lebih berkontribusi untuk meningkatkan mutu pendidikan PTKIN.

BACA JUGA: Ditanya Jasa Apa Buat Negara? Ferdinand: Saya Jaga NKRI dari Kaum Intoleran

"Maka dibutuhkan rumah sakit pendidikan. Selain itu, penyediaan alkes juga tidak kalah penting. Pendidikan ini bisa beroperasi dan ini untuk martabat prestise PTKIN ini sendiri," tuturnya. Wakil Ketua Komisi VIII DPR Marwan Daspoang secara tegas menolak permintaan PTKIN tersebut. Menurutnya, PTKIN lebih baik fokus mengembangkan kajian Islam daripada memiliki keinginan membuka Fakultas Kedokteran (FK). "Apa mungkin dari Fakultas Kedokteran akan lahirkan pemikiran Islam wasatiyah? Maka pertanyaan, kedokteran di UIN (Universitas Islam Negeri) itu jangan-jangan mengobati sambil percik-percik air," kata Marwan. Menurut Marwan, UIN memliki mandat menjadikan Indonesia pusat peradaban Islam. Dengan demikian, UIN tak perlu ikut untukberlomba membuka pendidikan kedokteran. "Sudah ada (FK) di UI. Enggak mungkin kita bersaing dengan UI. Menangis kita menjerit-menjerit tidak ada rumah sakit menjadi pusat penelitian kita," ujarnya. Terlebih lagi, kata Marwan, jika PTKIN dipaksa membuka fakultas kedokteran justru berpotensi membebani anggaran Kementerian Agama (Kemenag). "Untuk membangun FK itu harus memiliki sarana pendukung pendidikan kedokteran dan itu butuh biaya besar," pungkasnya. (der/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: