Fahri Hamzah: Berbeda deng PKI, Islam Punya Ide Soal Kebenaran

Fahri Hamzah: Berbeda deng PKI, Islam Punya Ide Soal Kebenaran

JAKARTA- Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Fahri Hamzah mengatakan, Rasulullah Muhammad SAW merupakan pria yang good locking. Ia datang dengan ide Islam yang segar di tengah keterbelakangan bangsa Arab. Namun sebagian kaum membencinya. "Banyak orang tertarik (dengan Nabi-red), tapi kaum mapan mencoba mematikannya dengan kekuasaan bahkan rencana pembunuhan dilakukan dan juga perang." Cuit Fahri Hamzah lewat twitternya, Rabu (9/9). Begitu juga dengan Nabi Ibrahim. Termasuk pemuda yang good locking dan cerdas. Ia datang dan menantang Raja Namrudz atas tradisi penyembah berhala. Untuk itu, Fahri Hamzah menilai, sebuah ide dan pikiran hanya bisa dilawan dengan ide dan pikiran. Menurut Fahri, kekuasaan sebesar apapun tidak bisa memusnahkan sebuah pikiran. Pikiran selalu punya cara untuk menang di depan kekuasaan sebesar apapun. Dia mencontohkan ide Islam yang dibawakan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Ide yang dibawa Nabi, banyak diterima. Hingga kini Islam jadi agama nomor dua terbesar di dunia dan agama mayoritas di Indonesia. Itu karena Ide sebuah kebenaran. "Ini karena ide, kalau benar ia tidak bisa dilawan. Kebenaran ide hanya bisa dilawan dengan membuktikannya salah," ucap Fahri Hamzah. Berbeda dengan Komunis, masih kata Fahri, seandainya partai komunis di Indonesia tidak melakukan pengkhianatan, tentu PKI di indonesia tidak akan dilarang. Mereka akan dibiarkan, tetapi akan mati dengan sendirinya. Sebab komunisme bukan sebuah ide yang benar. "Komunis akan mati dengan sendirinya bahkan di negara yang partai komunis masih menjadi nama para penguasanya. Komunisme tinggal bungkus belaka. Bukan karena diperangi tetapi karena ia tidak benar." Cetus Fahri. "Di amerika dan di semua negara demokrasi ide komunis ada tetapi tidak bisa menang karena idenya kalah dalam pertandingan. Idenya salah!" Ucap mantan petinggi PKS ini. "Maka, jalan kita dalam konstitusi UUD 1945 adalah jalan pikiran. Negara mengambil untung dari perbedaan pendapat bahkan negara memfasilitasi perbedaan pendapat dengan melindungi kebebasan berkumpul dan berserikat." Pungkasnya. (dal/fin).

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: