Beda Darah Tinggi dan Darah Rendah

Beda Darah Tinggi dan Darah Rendah

MAKASSAR — Gejala darah tinggi dengan darah rendah sulit dibedakan oleh masyarakat awam. Agar tidak salah menebak, sebaiknya ketahui ciri khasnya. Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RS Ibnu Sina, dr Iwan Wisudawan SpJP menjelaskan, dalam medis, tekanan darah tinggi disebut hipertensi sedang darah rendah diistilahkan dengan hipotensi. Baik hipertensi maupun hipotensi, keduanya dapat diketahui lewat pemeriksaan tekanan darah. Hipertensi berarti tekanan darah sistol di atas 130 mmHg/diastol >80 mmHg. Sementara darah rendah adalah saat hasil pengukuran tensinya kurang dari 90 mmHg/60 mmHg. Gejala paling sederhana hipertensi adalah cenderung nyeri kepala berat, jantung terkadang berdebar kencang, dan perasaan sangat lelah. Adapun hipotensi gejalanya berupa perasaan lemas, dapat disertai sensasi dingin pada tungkai (kaki) atas maupun bawah.Pandangan berkunang-kunang, sesak napas, dan depresi. "Gejala-gejala yang disebutkan tersebut bisa berbeda-beda pada setiap orang. Tingkat keparahan gejala bisa mulai dari rasa tidak nyaman saja, hingga bisa sampai mengganggu aktivitas sehari-hari," ujarnya seperti dikutip dari Harian Fajar (Fajar Indonesia Network Grup).

BACA JUGA: BTN Optimistis Penyaluran Kredit Dari Dana Pemerintah akan Lampaui Target

Menurutnya, menyadari diri sedang hipertensi atau hipotensi hal yang sangat diperlukan. Langkah itu bisa sebagai acuan untuk melakukan penanganan awal sebelum kondisi akut. "Hal itu bisa membantu penanganan sebelum periksa ke dokter. Meski, pada dasarnya jika sudah sering mengalami salah satu dari kedua, tetap harus ke dokter,” tegasnya. Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr Darwin Maulana SpJP juga menyampaikan, bahwa hipotensi bisa diakibatkan dari overtraining atau kecapaian. “Tetapi biasanya juga merupakan komplikasi dari suatu penyakit, seperti gagal jantung,” katanya. Sementara hipertensi karena seseorang memiliki faktor risiko seperti kegemukan, diabetes melitus, serta gaya hidup, seperti merokok, diet, dan sering minum minuman beralkohol. Mengalami satu dari dua gejala darah tinggi ataupun darah rendah tak lantas harus membuat panik. Tetap tenang dan upayakan beberapa saran dari Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RS Ibnu Sina, dr Iwan Wisudawan SpJP.

BACA JUGA: Warga Papua Ganti Beasiswa Veronica Koman, Natalius Pigai: Memalukan Wibawa Negara

1. Penanganan Hipotensi -Mencukupi kebutuhan cairan Hal ini dianjurkan minimal 8 gelas perhari, karena dehidrasi bisa mengganggu komposisi darah. Komposisi darah yang paling utama adalah air, jika terganggu, maka tekanan darah menurun. -Konsumsi makanan sehat Makan buah seperti semangka, lemon, timun dan tomat. Beberapa buah dan sayur tersebut memiliki kandungan air yang cukup tinggi sehingga membantu kamu untuk mengontrol tekanan darah. -Hindari telalu lama berdiri Berdiri terlalu lama kurang baik bagi yang memiliki riwayat atau sering hipoteni. Hindari juga berdiri tiba-tiba, tarik napas baik-baik dulu baru berdiri. -Konsumsi garam Konsumsi garam lebih banyak dianjurkan bagi pengidap hipotensi. Hal ini dikarenakan garam mengandung natrium tinggi. 2. Penanganan Hipertensi -Mengontrol makanan Pola makan ini menekankan konsumsi makanan rendah garam, buah dan sayur, susu rendah lemak, ikan, unggas, dan kacang-kacangan. Juga membatasi makanan manis dan daging merah. -Olahraga rutin Olahraga rutin meningkatkan detak jantung dan laju pernapasan, sehingga melatih jantung agar kuat dan dapat memompa darah dengan efektif. -Berhenti merokok Merokok, terutama dalam jangka panjang, membuat tubuh terpapar zat kimia yang merusak dinding pembuluh darah. (sal/dni)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: