Pemutilasi di Kalibata Warga Kesuben

Pemutilasi di Kalibata Warga Kesuben

LEBAKSIU – Pelaku pembunuhan sadis dengan cara mutilasi terhadap Rinaldi Harley Wismanu di Apartemen Kalibata City, Jakarta ternyata warga Desa Kesuben, Kecamatan Lebaksiu. Dia adalah Laeli Atik Supriyatin (LAS) yang masih berusia 27 tahun. Sejak awal tahun 2019, LAS sudah putus kontak dengan orang tuanya di kampung. "Sudah 1,5 tahun Laeli putus kontak dengan saya dan kakaknya. Bahkan, sudah 2 tahun ini Laeli tidak pulang kampung," tutur ayah Laeli, Makmuri, 60, saat ditemui di rumahnya di Desa Kesuben, kemarin. Makmuri mengaku bagai disambar petir saat mengetahui anak perempuannya itu ditangkap karena kasus pembunuhan berat. Dia kali pertama mendapat kabar itu dari salah satu kakak Laeli yang tinggal di Ibu Kota.

BACA JUGA: Telkom Dukung PERPAMSI Wujudkan Digitalisasi PDAM di Seluruh Indonesia

“Pertama dengar berita itu kaget. Saya tahunya waktu kakak-kakaknya pada telepon. Mereka pada nangis semua, saya juga nangis terus kalau mikirin itu,” ujarnya seperti dikutip dari Radar Tegal (Fajar Indonesia Network Grup). Menurut Makmuri, sejak putus kontak, keluarga sudah berupaya mencari keberadaan Laeli di Jakarta. Terakhir kali upaya pencarian itu dilakukan oleh Makmuri pada Idul Adha lalu. “Saya sudah berusaha nyari. Namanya orang tua, apa saja lah saya lakuin, yang penting anak saya bisa pulang. Tapi ternyata tidak bisa. Tidak ada alamatnya jadi susah,” ucapnya. Makmuri mengisahkan, Laeli, anak keempat dari tujuh bersaudara, merupakan sosok penurut dalam keluarga. Menyadari orang tuanya bukan dari kalangan berada, Laeli tak pernah menuntut untuk dibelikan apa-apa kepada orang tuanya semasa masih bersekolah.

BACA JUGA: Perusahaan Teknologi Digital Dukung Program Pahlawan Digital UMKM

“Mungkin kalau dari kecil saya ceritain, saya tidak kuat. Itu nurutnya ya Allah, nurut betul-betul. Mungkin kalau zaman sekarang orang sekolah pakai tas, dia pakai kantong kresek saat SD kelas satu. Coba Bayangin. Pakai kantong keresek, nurut. Nggak nangis, nggak apa. Kalau pulang sekolah nggak pernah bergaul. Waktu SMA, kalau temannya datang mau minjem buku, terkadang teman lelaki, itu cuma dari pintu aja ngasihnya,” tutur Makmuri sembari meneteskan air matanya. Selain selalu patuh kepada orang tua dan kakak-kakaknya, Laeli disebut Makmuri rajin dan pintar selama bersekolah. Sejak bersekolah di SDN Kesuben, SMPN Lebaksiu hingga SMAN 3 Slawi, Laeli selalu berprestasi di sekolah dan kelasnya. “Di sekolah selalu dapat ranking. Paling tidak ranking tiga besar,” ujar dia. Prestasinya yang menonjol di sekolah membuat Laeli diterima di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (UI) melalui jalur prestasi atau Bidikmisi. “Anaknya memang rajin dan pintar. Waktu sudah kuliah, siang dia kuliah, malamnya mengajar private atau les buat tambah-tambah,” tutupnya. (yer/gun)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: