Puluhan Pelaut Indonesia Dipulangkan dari Taiwan

Puluhan Pelaut Indonesia Dipulangkan dari Taiwan

JAKARTA - Sebanyak 33 pelaut asal Indonesia telah dipulangkan dari Taiwan setelah terlantar selama berbulan-bulan karena pembatasan pandemi Covid-19. Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei, Budi Santoso mengatakan, bahwa pemulangan para pelaut tersebut terbagi dalam dua gelombang.

BACA JUGA: Mendes PDTT Sosialisasikan Permendesa Prioritas Penggunaan Dana Desa 2021

"Pemulangan gelombang pertama yang terdiri dari tiga pelaut dilaksanakan pada Sabtu 14 Oktober 2020. Disusul gelombang kedua pada Rabu (11/11) yang terdiri atas 30 pelaut," kata Budi dalam keterangannya, Jumat (13/11). Menurut Budi, pemulangan gelombang berikutnya akan dilakukan pada 25 November berjumlah 30 orang sesuai dengan kapasitas penerbangan yang diizinkan. "Proses pemulangan pelaut Indonesia membutuhkan waktu yang panjang mulai dari bulan April 2020 sejak pelaporan pertama yang diterima oleh KDEI Taipei," ujarnya.

BACA JUGA: Opung Felix Tenang Menjalani Puluhan Kali Fisioterapi Berkat JKN-KIS

Budi menuturkan, bahwa berbagai upaya telah dilakukan untuk memulangkan para pelaut Indonesia dengan melakukan serangkaian pertemuan dan negosiasi dengan berbagai instansi terkait di Taiwan. "Puncaknya terjadi saat Kementerian Luar Negeri Taiwan memfasilitasi pertemuan dengan berbagai instansi untuk membahas permohonan bantuan kemanusiaan yang diajukan oleh KDEI Taipei agar pelaut Indonesia diizinkan pulang melalui Taiwan," tuturnya. Dapat disampaikan, bahwa pada 5 Oktober pemerintah Taiwan secara resmi mengizinkan pelaut berkewarganegaraan asing yang bekerja di kapal-kapal berbendera asing (non-Taiwan) dapat direpatriasi melalui Taiwan dengan memenuhi sejumlah persyaratan yang telah ditentukan.

BACA JUGA: Matikan Mikrofon Benny K Harman Saat Pembahasan RUU Ciptaker, Ini Penjelasan Puan Maharani

Selama menunggu proses kepulangan para pelaut tersebut ada yang tidak menerima gaji dari majikan. Namun selama masa itu pula, mereka mendapatkan bantuan kebutuhan sehari-hari dari KDEI Taipei. "Kami delapan kru bergabung dengan MV Shunda sejak November 2019. Gaji kami selalu digantung. Kami dapat bantuan makanan dari KDEI melalui Coastguard dan gaji kami sempat dibayar satu bulan," kata Firman, salah satu pelaut asal Indonesia, dalam pesan singkatnya. (der/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: