Sektor Properti Diramal Baru Akan Pulih Semester I-2023

Sektor Properti Diramal Baru Akan Pulih Semester I-2023

  JAKARTA - Sektor properti diperkirakan baru akan kembali pulih seperti sebelum masa pandemi, paling lambat semester I-2023. Namun demikian, hal itu masih akan tergantung oleh banyak hal, terutama keberhasilan pengendalian kasus Covid-19. Hal itu disampaikan oleh Chief Economist PT Sarana Multigriya Finansial/SMF (Persero), Martin Daniel Siyaranamual, saat berbincang dengan Fin.co.id, dikutip Selasa (30/11/2021). "Posisi KPR (Kredit Pemilikan Rumah) itu memang membaik tahun 2022, tetapi sayangnya dia belum kembali normal seperti tahun 2019," demikian disampaikan Martin. BACA JUGA: Kunci Perbaikan Ekonomi Tahun 2022 Adalah Penanganan Covid-19 Kondisi saat ini, kata Martin, bank memiliki likuiditas yang sangat tinggi. Sementara itu demand atau permintaan pembiayaan kepada perbankan belum kembali pulih. Hal ini juga yang kemudian mempengaruhi lembaga pembiayaan sekunder perumahan atau secondary mortgage seperti SMF mengalami koreksi permintaan pembiayaan dari penyalur Kredit Pembiayaan Rumah (KPR). "Kondisinya bank saat ini punya uang banyak, tapi pengembang memilih menunda pembangunan rumah baru karena menghabiskan stok yang ada. Saya melihat semester pertama 2023 paling lambat, sektor properti baru akan kembali pulih. Artinya setelah lewat Juni 2023 segala sesuatunya baru akan kembali normal," tuturnya. BACA JUGA: Lupakan Krisis Evergrande China, Dampaknya “Gak Ngaruh” Bagi Indonesia Salah satu cara untuk sesegera mungkin menghidupkan kembali sektor properti atau perumahan di Indonesia, yaitu adanya kebijakan yang berbasis data. Menurut Martin, pemerintah perlu menciptakan yang disebutnya "white paper" atau masterplan terkait perumahan di Indonesia. "Sampai detik ini kita punya gak, white paper perumahan di Indonesia. Kalaupun ada di dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) kita mau membangun 1 juta rumah, basisnya apa, kenapa 1 juta rumah? dimana kita mau membangun 1 juta rumah?," pungkas Martin. Kinerja Pembiayaan SMF Tetap Positif Sampai dengan Triwulan III-2021, SMF telah berhasil menyalurkan pinjaman kepada penyalur KPR sebesar Rp 4,90 triliun. Secara kumulatif, total akumulasi dana yang dialirkan dari pasar modal ke sektor pembiayaan perumahan dari tahun 2006 sampai dengan 30 September 2021, mencapai sebesar Rp74,04 triliun yang terdiri atas pembiayaan sebesar Rp61,10 triliun, sekuritisasi KPR sebesar Rp12,79 triliun dan pembelian KPR sebesar Rp156 miliar. [caption id="" align="alignnone" width="1156"]Kiri-kanan :Chief Economist SMF Martin Daniel Siyaranamual, Direktur Keuangan dan Operasional SMF Trisnadi Yulrisman, Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo, Direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan Heliantopo, Sekretaris Perusahaan Bonai Subiakto. Kiri-kanan :Chief Economist SMF Martin Daniel Siyaranamual, Direktur Keuangan dan Operasional SMF Trisnadi Yulrisman, Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo, Direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan Heliantopo, Sekretaris Perusahaan Bonai Subiakto. (dok SMF)[/caption] "Dana yang telah dialirkan tersebut telah membiayai 1,19 juta debitur KPR yang terdiri dari 61,05 persen pembiayaan, 18,38 persen KPR FLPP, 20,45 persen sekuritisasi, dan 0,13 persen pembelian KPR," demikian disampaikan Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo, dalam konferensi pers kinerja SMF di Lombok, Jumat (26/11/2021) lalu. BACA JUGA: Januari-September 2021, SMF Salurkan Pembiayaan Rp4,90 Triliun ke Penyalur KPR Pada triwulan III, SMF telah merealisasikan penerbitan surat utang melalui Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan VI Tahap I Tahun 2021 dengan tingkat bunga tetap, sebesar Rp1,2 triliun. Obligasi ini adalah bagian dari Obligasi Berkelanjutan VI SMF dengan nilai target dana yang akan dihimpun sebesar Rp17 triliun. Selain itu, kata Ananta, SMF menerbitkan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2021 sebesar Rp100 miliar. Sukuk Mudharabah tersebut merupakan bagian dari Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II SMF dengan nilai target dana yang akan dihimpun sebesar Rp3,5 triliun. "Sampai dengan triwulan III, total surat utang yang diterbitkan SMF yakni Obligasi sebesar Rp3,1 triliun dan Sukuk Mudharabah sebesar Rp200 miliar," pungkas Ananta. (git/fin)      

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: