UMKM Terus Berlomba Perbaiki Kualitas Layanan

UMKM Terus Berlomba Perbaiki Kualitas Layanan

JAKARTA - Koperasi dan UMKM terus berlomba memperbaiki kualitas layanan dan produknya lewat sistem digital di tengah pandemi Covid-19. Melalui cara ini daya saiang mereka akan terangkat dan akan banyak dilirik pasar. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan, dalam ekosistem digital saat ini membuat koperasi dan UMKM dapat memasarkan produknya secara tepat. "Diantaranya untuk on boarding kepengadaan barang dan jasa pemerintah,'' ujar Teten dalam video daring, kemarin (1/12).

BACA JUGA: Massa Seruduk Rumah Ibunda Mahfud MD, Luqman Hakim: Mereka Lebih Hina dari Binatang

Tahun ini, Kemenkop UKM menargetkan jumlah UMKM yang dapat masuk dalam ekosistem digital mencapai 20 persen dari total UMKM yang jumlahnya mencapai 60,4 juta unit. Sementara untuk koperasi yang masuk ekosistem digital baru sekitar 906 koperasi atau 0,73 persen dari 123 ribu koperasi aktif. Melansir data survei Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), penetrasi penggunaan internet pada 2019 mencapai 196,71 juta dari total populasi penduduk Indonesia 266,1 juta orang. Jumlah itu tumbuh 8,9 persen dibandingkan 2018. Jumlah pengguna internet ini diyakini terus bertambah sampai sekarang.

BACA JUGA: Semeru Menyusul Erupsi

McKinsey memproyeksikan pasar e-commerce Indonesia pada 2022 akan tumbuh menjadi 55 hingga 65 miliar Dolar AS atau sekitar Rp808 triliun hingga Rp955 triliun. Sementara itu, menurut Kepala UKM Center Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) TM Zakir Machmud digitalisasi dapat membantu para pelaku UMKM bertahan dari gejolak ekonomi akibat pandemi Covid-19. "UMKM dapat bertahan di saat pandemi Covid-19 adalah melalui digitalisasi. Dengan bertransformasi secara digital, hubungan dengan konsumen maupun dengan penyedia bahan baku bisa dilakukan," ujar Zakir.

BACA JUGA: Massa Seruduk Rumah Ibunda Mahfud MD, Muannas Minta Polisi Ungkap Aktor Intelektualnya

Kendati demikian, memang akan menemukan kendala karena banyak pelaku UMKM yang masih asing dengan digitalisasi. Hal ini karena mereka terbentur pada pola pikir pelakunya sendiri. "Jadi walaupun kita bicara digitalisasi, kita tetap harus melakukan pendampingan. Pendampingan itu macam-macam bentuknya, bisa melaluitraining, coaching, gathering, dan konsultasi. Intinya UMKM harus mempersiapkan diri ke arah digitalisasi," tegas Zakir. Ia menambahkan, perubahan situasi seperti sekarang ini, mau tidak mau para pelaku UMKM harus mampu beradaptasi dengan mendigitalisasi layanan dan proses bisnis. Selain itu, pelaku UMKM juga harus mempersiapkan diri untuk masuk ke dunia baru. (din/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: