Legowo dan Kembali Minta Maaf
MANCHESTER UNITED - Masih ingat dengan kasus rasisme yang melibatkan striker Manchester United, Edinson Cavani di akhir November 2020 lalu? Kasus itu kini telah menemui akhir. Cavani ditetapkan bersalah dan dijatuhi denda sebesar Rp1,9 miliar dan larangan main untuk tiga laga bersama United.
BACA JUGA: Vanessa Angel di 2020: Babak Belur, Jalani Universitas Kehidupan dan Hati-hati Memilih Teman
“Adapun alasannya adalah untuk menghormati dan sekaligus menunjukan dukungannya pada FA (Asosiasi Sepak Bola Inggris) dan dalam upaya memerangi rasisme di dunia sepak bola,” bunyi bagian akhir penggalan pernyataan itu. Sementara menanggapi sanksi tersebut, Cavani mengaku legowo. Mantan pemain PSG itu kembali mengucapkan permohonan maaf. “Halo semuanya. Saya tak ingin menulis panjang dalam momen yang membuat saya tak nyaman ini. Saya ingin memberitahu kepada kalian bahwa saya menerima sanksi disiplin tersebut karena saya orang asing yang belum terbiasa dengan kebiasaan di Inggris,” tulis Cavani di Instagram.BACA JUGA: Amien Rais Geram FPI Dilarang, Ferdinand: Ada yang Takut Gitu?
“Saya meminta maaf jika menyinggung seseorang dengan ekspresi atau perasaan kasih sayang kepada seorang teman, tidak ada niat lebih jauh. Mereka yang mengenal saya tahu bahwa saya selalu mencari kebahagiaan yang simpel dan persahabatan. Saya menghargai berbagai dukungan untuk saya,” tambahnya. “Hati saya tenang, karena saya tahu selalu mengekpresikan rasa sayang menurut budaya dan cara berbeda.” Sekadar mengingatkan, Cavani adalah adalah inspirator Manchester United, saat menang secara dramatis 2-3 atas Southampton di akhir November lalu. Dua gol yang ia cetak, ke gawang lawan adalah alasan, mengapa Setan Merah bisa pulang dengan tiga angka malam itu.BACA JUGA: Ferdinand Hutahaean: Pembubaran FPI Tidak Mencederai Demokrasi, Justru Rawat Kebangsaan
Dan Cavani yang menerima ucapan selamat dari sang sahabat, membalasnya dengan ucapan ‘gracias negrito’, sesuatu yang di negaranya, merupakan bentuk kasih sayang ketika diucapkan. Sementara kata ‘negrito’ sendiri di beberapa negara, di anggap sebagai hal yang menginggung. Sebelumnya, dalam kasus yang melibatkan Luis Suarez (Liverpool) yang kala itu melontarkan kata ‘negrito’ pada Patrice Evra (Manchester United) di tahun 2014, berakhir dengan sanksi larangan main di delapan laga. Seorang pakar bahasa dalam pendapat ahlinya mengatakan, bahwa kata itu dalam konteks tertentu, tidaklah gunakan untuk menyinggung warna kulit ras tertentu. “Kata itu (di negara Latin) adalah bentuk kasih sayang. Kalau di Puerto Rico, kata itu hanya punya satu makna. Di Kuba, ada sedikit perbedaan dalam konotasinya, dan di Republik Dominika, juga demikian,” kata direktu Center for Chicano-Boricua Studies di Wayne State University, Jorge Chinea yang dikutip CNN.(ruf/gw/fin)DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News
Sumber: