Solar Langka, Nelayan Pulau Sapuka Menganggur

Solar Langka, Nelayan Pulau Sapuka Menganggur

PANGKEP - Sepuluh hari nelayan Pulau Sapuka, Kecamatan Liukang Tangaya tak melaut. Stok Bahan Bakar Minyak (BBM), jenis solar tidak tersedia sejak 10 hari di pedagang yang ada di Pulau Sapuka. Salah seorang tokoh masyarakat Pulau Sapuka, Ramlan mengeluhkan, solar habis sejak 10 hari yang lalu. Hingga kini kapal-kapal nelayan hanya bisa bersandar di pinggir pantai. "Kapal-kapal tinggal bersandar. Perekonomian lumpuh karena susahnya cari solar. Sama sekali kosong tidak ada lagi di pedagang-pedagang," bebernya seperti dikutip dari Harian Fajar (Fajar Indonesia Network Grup), Rabu, 6 Januari.

BACA JUGA: Laporan Penyelidikan Komnas HAM Soal Penembakan 6 Laskar FPI Masuk Tahap Finalisasi

Lebih lanjut Ramlan juga menjelaskan sulitnya memperoleh solar dari para pedagang yang mengambil stok di Kota Makassar disebabkan kondisi di perairan Makassar yang dilanda gelombang tinggi dan angin kencang. Sehingga katanya, nelayan juga kerap mengambil solar di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Namun, dikatakan, mereka juga terhambat regulasi kuota daerah untuk penyediaan solar. "Pertamina di Pulau Sapuka itu memang tidak ada. Jadi biasanya hanya pedagang dan nelayan-nelayan yang ambil di Makassar atau Lombok. Namun, kondisi cuaca yang tidak menentu sehingga tidak ada kapal yang ke kota. Bahkan juragan kapal takut muat BBM dengan jumlah banyak disebabkan sudah ada beberapa diantara mereka yang pernah ditangkap karena muat BBM tanpa ada izin, ini menjadi persoalan disatu sisi ini juga kebutuhan nelayan, kita sangat berharap segera ada solusi,"bebernya.

BACA JUGA: Kelangkaan Kacang Kedelai Dipicu Keterlambatan Suplai dari Negara Produsen

Senior Supervisor Communication dan Relations Pertamina MOR VII, Taufiq Kurniawan mengatakan, untuk saat ini stok solar wilayah Kecamatan Liukang Tangaya itu cukup, bahkan masuk kategori berlebih. "Bahkan masih banyak stoknya, karena baru-baru dilakukan pengisian. Ini akan kami kroscek juga dimana letak kekurangan yang dialami nelayan," ucapnya. Pihaknya berharap instansi terkait melakukan pendataan terhadap nelayan agar dapat dibuatkan kelompok penyalur nelayan, agar nelayan yang ada di Pulau Sapuka tidak kesulitan lagi ke Makassar untuk pengisian BBM. "Jatah BBM itu sebenarnya sudah ada tiap daerah. Itu yang mengatur instansi terkait. Bisa juga apabila kelompok nelayan itu membuat kelompok penyalur di pulau tersebut. Tentunya ini direkomendasikan oleh instansi terkait di daerah tersebut," ucapnya. Kepala Bidang Pengelolaan Nelayan, Dinas Perikanan Kabupaten Pangkep, Firdaus untuk mendapatkan penyaluran BBM bagi nelayan itu harus mengajukan surat permohonan ke Dinas Perikanan terlebih dahulu. "Itu memang kendalanya di Liukang Tangaya. Akses nelayan yang jauh. Penyalur BBM juga sulit," ucapnya.(fit/ham)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: